KUR Petani Turun, Pengamat: Upaya Mendukung Swasembada Gula

Petani memanen tanaman tebu miliknya. (f:ist/mistar)
Medan, MISTAR.ID
Pengamat Ekonomi Universitas Islam Sumatera Utara, Gunawan Benjamin menyampaikan rencana pemerintah akan menurunkan bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) menjadi 3 persen dinilai sangat produktif dan bisa mendorong jumlah petani.
"Saya menilai, kebijakan ini sejalan dengan upaya mendukung swasembada gula. Karena Indonesia masih mengandalkan impor gila pasir ke negara lain," katanya kepada Mistar, Minggu (22/6/2025).
Menurutnya, terjangkaunya KUR bisa mendorong minat petani bercocok tanam tebu. Namun, Gunawan menyampaikan agar upaya mendorong swasembada pangan jangan terhenti dengan hanya menyediakan fasilitas pembiayaan yang terjangkau.
"Dengan KUR yang terjangkau, swasembada pangan jangan sampai terhenti. Karena importasi gula masih cukup tinggi, kita butuh banyak petani tebu baru," ucapnya.
Sambungnya, pemerintah harus berupaya melakukan pendampingan, agar petani memiliki pengetahuan yang cukup untuk bercocok tanam.
"Pemerintah harus mendampingi petani agar memiliki pengetahuan yang cukup, mulai dari pengetahuan dasar pengolahan lahan dan penggunaan pupuk yang tepat. Kemudian, menggunakan bibit tebu yang unggul dan menyediakan bibit dengan harga yang terjangkau oleh petani," ujarnya.
Selain itu, Gunawan berharap pemerintah bisa memberikan pengetahuan tentang penggunaan bibit yang tidak lebih dari tiga siklus masa tanaman tebu, dan perawatan agar rendaman tanaman menghasilkan glukosa.
"Bisa juga pengetahuan dalam menentukan musim, karena tanaman tebu bisa tumbuh maksimal di saat petani bisa menentukan dengan tepat pengaturan musim tanamnya," tuturnya.
Gunawan mengatakan, curah hujan dibutuhkan pada awal masa pertumbuhan, namun tiga bulan jelang panen justru membutuhkan cuaca panas agar terjadi peningkatan glukosa dan fruktosa.
"Tata niaga juga perlu dirancang untuk melindungi nasib petani. Tata niaga yang dimaksud adalah penetapan harga jual petani, kepastian kapasitas produksi dalam menyerap tebu petani, dan regulasi yang tepat untuk melindungi keberlangsungan usaha petani tebu," katanya.
Dia juga menyampaikan, kepastian regulasi akan menjadi tolak ukur petani untuk bercocok tanam, dan menjadi acuan dalam upaya meningkatkan produksi gula pasir jangka panjang. (amita/hm16)