Wednesday, June 4, 2025
home_banner_first
EKONOMI

Deflasi Sumut Mei 2025: Cabai Merah Penyumbang Utama

journalist-avatar-top
Senin, 2 Juni 2025 19.52
deflasi_sumut_mei_2025_cabai_merah_penyumbang_utama

Ilustrasi penjualan cabai merah. (f:net/mistar)

news_banner

Medan, MISTAR.ID

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) mencatat, secara month to month (m-to-m) Sumut mengalami deflasi 0,49 persen pada bulan Mei 2025.

Kepala BPS Sumut, Asim Saputra mengatakan, komoditas penyumbang deflasi tertinggi secara m-to-m terjadi pada cabai merah.

"Secara kumulatif hingga Mei 2025, cabai merah mengalami deflasi sebesar 5,92 persen atau year to date (y-to-d). Sementara ambil deflasi cabai merah terdalam dialami oleh Kabupaten Deli Serdang yaitu 0,90 persen," katanya, Senin (2/6/2025).

Menurutnya, deflasi terjadi karena Nilai Tukar Petani (NTP) turun, artinya produksi sedang banyak. Sedangkan inflasi terjadi pada tomat, sehingga Asim mengimbau mengurangi makan tomat, tapi perbanyak mengkonsumsi cabai.

"Saat panen raya, harga masih terjaga. Produksi tanaman pangan bagus dan harga terjaga, sesungguhnya daya beli masyarakat sedang bagus," ucapnya.

Jelang Hari Raya Iduladha, Asim menyampaikan harga masih aman jika konsumsi masyarakat lebih condong ke cabai merah daripada tomat.

"Asal kan membuat satenya jangan pakai tomat terlalu banyak, maka akan aman saja. Tapi kalau pakai cabai merah banyak-banyak justru makin aman," ujarnya.

Sementara komoditas lain penyumbang deflasi pada Mei 2025 yaitu, ikan gembung 0,06 persen, bawang putih 0,05 persen kentang 0,05 persen, dan bawang merah 0,04 persen.

"Secara year on year (y-o-y), komoditas penyumbang deflasi yaitu cabai merah sebesar 0,60 persen, bawang merah 0,29 persen daging ayam ras 0,26 persen kentang 0,06 persen, dan angkutan udara 0,05 persen," tuturnya.

Untuk kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi, yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,04 persen, serta perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,02 persen. (amita/hm16)



REPORTER: