WHO Ingatkan Dampak Buruk Stres dan Kurang Gizi pada Perkembangan Otak Anak

Ilustrasi. (Foto: Ganto.co)
Jakarta, MISTAR.ID
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kembali menekankan pentingnya masa kanak-kanak awal sebagai fondasi krusial bagi seluruh perjalanan hidup manusia. Kegagalan memberikan dukungan yang memadai pada periode ini diperingatkan dapat berdampak buruk tidak hanya pada perkembangan individu, tetapi juga pembangunan nasional.
Dikutip dari laman resmi WHO, Selasa (21/10/2025) beberapa kebiasaan dan faktor buruk yang dialami anak di masa awal kehidupan terbukti dapat menghambat atau bahkan menumpulkan perkembangan otak.
Tiga Faktor Utama Penghambat Perkembangan Otak:
1. Stres Berlebihan
WHO menyebutkan bahwa anak kecil yang mengalami kesulitan tertentu dan menderita stres berpotensi mengalami gangguan pada arsitektur otaknya. Stres ini dapat memengaruhi organ lain dan menetapkan ambang batas sistem manajemen stres yang lebih rendah.
Dampak jangka panjangnya adalah peningkatan risiko penyakit terkait stres dan gangguan kognitif hingga usia dewasa.
2. Kurang Gizi dan Faktor Kesehatan Buruk
Kurang gizi menjadi salah satu faktor utama yang menghambat potensi anak. Di Kawasan Asia Tenggara, WHO mencatat bahwa lebih dari 70 juta anak di bawah usia 5 tahun tidak dapat mencapai potensi penuh mereka akibat faktor buruk terkait kesehatan, gizi, dan determinan sosial.
3. Kurang Stimulasi dan Nutrisi
Selain kurang gizi, kurangnya perawatan responsif, pembelajaran dini, dan keselamatan/keamanan juga dinyatakan oleh WHO sebagai penghambat perkembangan otak. Kerangka Kerja Pengasuhan Global 2018 secara khusus merekomendasikan tindakan pada lima domain, termasuk kesehatan dan nutrisi, untuk memastikan perkembangan otak anak. (hm25)