Waspada! Begini Ciri-Ciri Bakso dan Mi yang Mengandung Boraks atau Formalin

Ilustrasi ciri-ciri bakso dan Mi mengandung boraks atau formalin (Foto: Istimewa/Mistar)
Pematangsiantar, MISTAR.ID
Para pecinta bakso sebaiknya mulai lebih waspada saat membeli makanan favoritnya. Pasalnya, sejumlah pedagang nakal diduga masih menggunakan bahan berbahaya seperti boraks dan formalin dalam adonan bakso agar terasa lebih kenyal dan tahan lama.
Boraks dan formalin sebenarnya bukan bahan untuk makanan, namun sering disalahgunakan agar bakso terlihat segar dan awet, meskipun dibuat dari daging yang kualitasnya rendah.
Menurut Robby W, Marketing Manager PT Sumber Prima Anugrah Abadi (Bakso Sumber Selera), kedua bahan itu bisa dengan mudah dikenali melalui ciri fisiknya.
“Bakso yang mengandung formalin atau boraks cenderung sangat kenyal ketika digigit, sementara bakso asli dari daging sapi segar terasa lebih garing,” ujar Robby dalam keterangan tertulisnya sebagaimana dikutip pada Jumat (7/11/2025).
Ciri-Ciri Bakso Mengandung Boraks
- Teksturnya terlalu kenyal dan sulit dikunyah.
- Warna daging terlihat lebih putih dan pucat dari biasanya.
- Aromanya kurang alami, bahkan terasa kimiawi.
- Bila dijatuhkan, bakso memantul ke permukaan.
- Tidak lengket ketika ditekan.
Ciri-Ciri Bakso Mengandung Formalin
- Tidak mudah hancur meski disimpan beberapa hari.
- Dapat bertahan lebih dari tiga hari tanpa disimpan di kulkas.
- Tidak lengket, dan biasanya lalat enggan hinggap.
Selain bakso, mi kuning juga kerap menjadi sasaran penggunaan formalin agar bisa disimpan lebih lama.
Menurut Tetty H Sihombing, Pelaksana Tugas Deputi Pengawasan Pangan BPOM, mi berformalin memiliki ciri yang khas.
“Mi basah berformalin bisa tahan dua hari di suhu kamar 25°C dan lebih dari 15 hari jika disimpan di kulkas,” ujar Tetty.
Ia menambahkan, mi yang mengandung formalin umumnya memiliki bau menyengat, tampak lebih mengkilap, serta tidak lengket satu sama lain.
BPOM juga telah menyiapkan alat uji sederhana (test kit) untuk mendeteksi kandungan formalin atau boraks, meski pengujian laboratorium tetap menjadi metode yang paling akurat.
“Kami menggunakan test kit di mobil laboratorium keliling, namun untuk hasil komprehensif tetap dilakukan di laboratorium BPOM,” jelas Tetty.
Tetty mengimbau masyarakat agar tidak tergiur dengan tampilan makanan yang terlalu menarik. Ia mengingatkan bahwa warna cerah dan tekstur terlalu sempurna justru bisa menjadi tanda bahaya.
“Hati-hati dengan tampilan makanan yang terlalu menarik, karena bisa jadi itu hasil campuran bahan berbahaya seperti formalin,” tegasnya.























