Monday, August 11, 2025
home_banner_first
EDUKASI

Dosen Ilmu Politik USU Ajak Mahasiswa Baru Selesaikan Masalah Pribadi Sebelum Berdampak Sosial

journalist-avatar-top
Senin, 11 Agustus 2025 21.02
dosen_ilmu_politik_usu_ajak_mahasiswa_baru_selesaikan_masalah_pribadi_sebelum_berdampak_sosial

Kegiatan Gaspol di USU. (foto:susan/mistar)

news_banner

Medan, MISTAR.ID

Dosen Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (USU), Ira Rizka Aisyah Lubis, mengimbau mahasiswa baru agar belajar menyelesaikan permasalahan pribadi sejak dini agar tidak berdampak negatif pada lingkungan sosial maupun proses perkuliahan.

“Jangan sampai masalah pribadi justru [berkembang] menjadi masalah sosial,” ujarnya saat mengisi kegiatan Gerakan Antoesias Politiek (Gaspol) USU yang berlangsung di Jalan Dr Mansyur, Medan, Senin (11/8/2025).

Ira menekankan bahwa kebiasaan baik dalam kehidupan akademik harus dimulai dari diri sendiri. Meskipun mahasiswa Ilmu Politik tidak memiliki laboratorium seperti mahasiswa jurusan kimia atau teknik, menurutnya, mereka tetap harus mampu membawa pengaruh positif dari aspek pribadi ke lingkungan sosial.

“Contohnya. Mahasiswa sebaiknya masuk kelas dengan penampilan rapi, disiplin, dan menjaga kebersihan diri. Jika tidak, mereka sendiri akan merasa tidak nyaman di kelas, dan hal ini bisa berdampak pada suasana belajar teman-teman lainnya,” tutur lulusan Magister Hubungan Internasional Universitas Indonesia tersebut.

Ia juga menekankan pentingnya membangun rasa tanggung jawab dalam diri mahasiswa, terutama dalam menyelesaikan apa yang telah mereka mulai—termasuk menyelesaikan studi meskipun program studi yang diambil bukan pilihan utama.

“Karena setelah kuliah, akan ada banyak hal baru yang dimulai lagi. Jika mereka tidak belajar menyelesaikan sesuatu dari sekarang, bagaimana mereka akan mampu menyelesaikan tantangan lain di masa depan?” ucapnya.

Pengalaman Mahasiswa Baru

Sementara itu, Rafael Tampubolon (18), salah satu mahasiswa baru yang mengikuti kegiatan Gaspol, mengaku memilih Ilmu Politik sebagai pilihan kedua setelah Hukum. Meski demikian, ia merasa tidak asing dengan dunia politik karena latar belakang keluarganya yang juga akademisi.

“Gaspol ini memberi saya banyak wawasan sebelum kuliah dimulai secara resmi. Saya jadi tidak kosong saat masuk kuliah. Bahkan ada materi tentang politik internasional, itu sangat bermanfaat sebagai langkah awal,” ujarnya.

Rafael juga menyoroti pentingnya literasi politik di kalangan masyarakat, terutama generasi muda, agar tidak mudah terpengaruh oleh kepentingan politik tertentu.

“Banyak orang masih kurang literasi politik, jadi mudah digiring oleh rezim yang punya kepentingan. Kita sebagai warga negara harus mau belajar agar tahu apa yang sebenarnya terjadi di negara kita,” kata anak bungsu dari tiga bersaudara ini.

Ia berharap politik Indonesia ke depan dapat memberikan ruang yang lebih besar bagi generasi muda untuk berkontribusi dan mengambil peran strategis dalam kepemimpinan nasional.

“Generasi boomer sudah terlalu lama memimpin. Harus ada pergerakan baru agar semua kalangan—mulai dari anak muda hingga orang tua—bisa menikmati hasilnya bersama. Politik ini bukan hanya untuk anak muda, tapi untuk semua,” ujarnya. (susan/hm27)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN