Monday, October 6, 2025
home_banner_first
BUDAYA

Pertunjukan Huda-Huda Asal Simalungun Pukau Masyarakat di PSBD Asahan

Senin, 6 Oktober 2025 11.01
pertunjukan_hudahuda_asal_simalungun_pukau_masyarakat_di_psbd_asahan

Penampilan kesenian Huda-Huda asal Simalungun ditampilkan pada PSBD Asahan. (Foto: Perdana/Mistar)

news_banner

Asahan, MISTAR.ID

Ribuan warga yang memadati panggung utama Pagelaran Seni Budaya Daerah (PSBD) ke-VI di Kisaran terpukau menyaksikan penampilan Tari Huda-Huda, Warisan Budaya Takbenda (WBTB) asal Simalungun, pada Minggu (5/10/2025) malam.

Dalam kesempatan itu, panitia acara PSBD etnis Simalungun memaparkan kisah di balik Tarian Huda-Huda atau Toping-toping tersebut.

Alkisah, pada zaman dahulu, seorang istri raja (permaisuri) dirundung kesedihan mendalam karena kematian anak tunggalnya. Tak ada yang mampu menghibur dan menenangkan hati sang ibu hingga jenazah anaknya membusuk karena ia tak rela dimakamkan.

Sang raja tidak bisa berbuat apa-apa. Kesedihan itu bukan hanya dirasakan keluarga kerajaan, tetapi juga masyarakat luas. Hingga akhirnya masyarakat berusaha mencari cara untuk menghibur sang permaisuri dengan menciptakan sebuah tarian khusus.

Tarian itu menampilkan penari bertopeng dan berkostum menyerupai burung enggang (huda-huda) untuk membimbing roh anak yang meninggal, serta topeng-topeng lain yang berfungsi menghibur sang permaisuri.

Para penari menari dengan gerakan khas, hingga perlahan sang ibu terhibur dan lupa akan kesedihannya. Ritual ini diakhiri dengan prosesi pengantaran jenazah untuk dimakamkan. Setelah tarian selesai, sang ibu mulai menyadari kenyataan dan menerima kepergian anaknya setelah dibujuk oleh raja.

Filosofi yang ingin disampaikan masyarakat Simalungun melalui tarian ini adalah bahwa orang yang berduka pun dapat kembali merasakan kebahagiaan.

Sarmedi Purba, Pimpinan Pusat Pemangku Adat dan Cendekiawan Simalungun, yang hadir memberikan sambutan dalam acara tersebut, menyampaikan apresiasi sekaligus rasa terkesannya terhadap pelaksanaan PSBD di Kabupaten Asahan.

“Kami masyarakat adat Simalungun merasa terkesan dan memberikan apresiasi sebesar-besarnya kepada Pemkab Asahan atas pagelaran ini. Ini menjadi momentum dan panggung berharga bagi kami untuk memperkenalkan kembali kekayaan budaya, adat, dan kesenian Simalungun kepada masyarakat Asahan,” ujarnya.

Ia berharap kegiatan PSBD terus dilanjutkan agar generasi muda semakin mengenal dan mencintai kebudayaan lokal.

“Budaya sangat penting, karena merupakan landasan dari sebuah peradaban,” tuturnya.

Dalam kesempatan itu, pemangku adat Simalungun juga menyerahkan seserahan adat bernama Dayok Nabidatur, berupa makanan dari ayam yang disusun secara teratur menyerupai bentuk aslinya. Penyerahan dilakukan kepada Wakil Bupati Asahan, Rianto.

Dayok Nabidatur memiliki arti ayam yang teratur dan biasanya disajikan pada berbagai acara adat penting sebagai simbol harapan, kasih sayang, serta pesan-pesan luhur.

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN