Warga Melayu Langkat Bantah Tuduhan Kesultanan Tunduk pada Belanda

Sejumlah tokoh adat Melayu saat ditemui di Masjid Azizi. (Foto: Bayu/Mistar)
Langkat, MISTAR.ID
Sejumlah tokoh etnis Melayu di Kabupaten Langkat membantah pemberitaan yang menyebut Kesultanan Langkat tunduk pada Belanda di masa penjajahan. Tuan Guru Zikmal Fuad menegaskan tudingan tersebut tidak sesuai fakta sejarah.
Menurutnya, masa pemerintahan Sultan Musa Muazzamsyah Al-Holidinaksandiah justru menjadi periode emas, ditandai dengan kemajuan pendidikan, kehidupan beragama, serta kesejahteraan rakyat.
“Hubungan sultan, ulama, dan rakyat sangat mesra. Ulama dari luar daerah bahkan banyak datang ke Langkat,” ujarnya, Sabtu (16/8/2025).
Ketua Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) Langkat, Agung Kurniawan, juga membantah narasi Kesultanan Langkat sebagai kerajaan feodal. Ia menjelaskan Sultan memberikan tanah dan rumah kepada tokoh agama, serta rutin menyalurkan bantuan kepada rakyat setiap pekan.
Agung menegaskan hubungan Kesultanan Langkat dengan Belanda sebatas kerja sama, bukan penundukan. Ia mencontohkan penolakan Sultan terhadap dominasi Belanda dalam pembangunan rumah sakit di Tanjung Pura.
“Sultan bersyarat rakyatnya harus mendapat layanan berobat gratis,” katanya.
Dalam perjanjian dengan perusahaan Belanda, Sultan juga melarang rakyat Langkat dijadikan buruh, melainkan memperbolehkan pekerja dari luar daerah.
“Ini demi melindungi rakyatnya,” ucapnya.
Agung menekankan Kesultanan Langkat juga berperan besar mendukung kemerdekaan Indonesia. Sultan tercatat menyumbangkan harta untuk berdirinya NKRI.
“Narasi yang menyebut Langkat tunduk kepada Belanda jelas terbalik,” ucapnya.
Ia mengimbau penulis sejarah agar terlebih dahulu berdialog dengan puak atau perkumpulan Melayu. “Kalau tidak, justru bisa menimbulkan kekisruhan di Langkat,” katanya. (bayu/hm25)
PREVIOUS ARTICLE
DPRD Sumut Desak Pemprov Bentuk Satgas Narkoba di Seluruh Daerah