Asahan, MISTAR.ID

Banjir yang melanda Desa Sei Dua Hulu, Kecamatan Simpang Empat, pada Sabtu (17/5/2025) sore, disebabkan jebolnya tanggul di empat titik sepanjang Sungai Asahan.

Ketua Komisi D DPRD Provinsi Sumatera Utara, Yahdi Khoir menjelaskan perbaikan segera dilakukan dengan target pengerjaan mulai Juni 2025.

"Kami langsung turun ke lokasi begitu menerima laporan. Semangat kolaborasi antara pemerintah provinsi, BWS, Perum Jasa Tirta, dan Pemkab Asahan menjadi kunci penyelesaian persoalan ini," kata Yahdi.

Sementara itu, perwakilan BWS Sumatera Utara II, Marwan mengungkapkan perbaikan tanggul akan segera dilakukan dengan dukungan dari berbagai pihak, termasuk Perum Jasa Tirta.

Dipastikannya, koordinasi telah dilakukan dan pihak Jasa Tirta siap memulai pengerjaan Juni mendatang.

"Kondisi anggaran memang ketat, tapi dengan kolaborasi yang baik, kita bisa mengatasi ini. Jasa Tirta sudah menyetujui untuk memulai pengerjaan secepatnya," ucap Marwan.

Sedangkan Bupati Asahan, Taufik Zainal Abidin Siregar, bersama Wakil Bupati Rianto turut menyalurkan bantuan kebutuhan pokok untuk meringankan beban warga terdampak.

Bantuan berupa sembako diserahkan secara simbolis kepada 10 warga, sementara penyaluran tahap berikutnya akan dikoordinasikan oleh pihak kecamatan dan desa.

Total bantuan yang disiapkan mencakup 550 kilogram beras, 7.050 bungkus mi instan, 350 liter minyak goreng, 300 kaleng ikan sarden, 50 kilogram gula pasir, 1.500 butir telur ayam, dan 100 lembar seng.

"Semoga bantuan ini bisa sedikit meringankan beban warga yang terdampak banjir. Kami juga berterima kasih atas sinergi dari DPRD Provinsi Sumatera Utara, Balai Wilayah Sungai (BWS), dan Perum Jasa Tirta," ujar Taufik.

Usai menyerahkan bantuan, rombongan Bupati meninjau langsung lokasi tanggul jebol menggunakan perahu.

Menurut Kepala Desa Sei Dua Hulu, Sumardi Nasution, jebolnya tanggul sepanjang sekitar 300 meter sangat berdampak pada permukiman warga dan lahan pertanian.

“Kami berharap kehadiran Bupati dan rombongan bisa membawa solusi konkret untuk menyelesaikan persoalan penting ini,” ucap Sumardi.

Dari pengamatan di lapangan, limpahan air akibat kerusakan tanggul telah merendam lahan perkebunan dan permukiman warga. (perdana/hm20)