Monday, June 9, 2025
home_banner_first
SUMUT

PTAR Bina UMKM Sebelum Operasional Tambang Tutup

journalist-avatar-top
Senin, 9 Juni 2025 20.24
ptar_bina_umkm_sebelum_operasional_tambang_tutup

Kick Off Project Pembinaan UMKM kolaborasi PTAR dengan YDBA di Sopo Daganak, Batangtoru. (f:amran/mistar)

news_banner

Tapsel, MISTAR.ID

PT Agincourt Resources (PTAR), selaku pengelola Tambang Emas Martabe di Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), menunjukkan kepedulian terhadap keberlangsungan dan keberlanjutan sektor perekonomian masyarakat, khususnya di lingkar tambang, dengan membina Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

"UMKM adalah motor penggerak ekonomi terbesar di Indonesia. Karena itu, kami menjadikannya sebagai bagian penting dari strategi keberlanjutan jangka panjang, dalam menerapkan prinsip bisnis dengan mempertimbangkan ESG (Environmental, Social and Governance),” kata Rahmat Lubis selaku General Manager & Deputy Director Operations Agincourt Resources, pada peluncuran Kick Off Project Pembinaan UMKM kolaborasi PTAR dengan YDBA di Sopo Daganak, Batangtoru, Senin (9/6/2025).

Disebut, PTAR mempekerjakan sekitar 3.500 orang. Dari angka itu 1.000 orang merupakan karyawan langsung dari PTAR. Sedangkan, sisanya 2.500 berasal dari puluhan perusahaan mitra. Namun ketika operasional tambang berhenti, maka potensi kehilangan pekerjaan tak akan terhindari.

“Lebih dari 2.500 pekerja merupakan warga lokal. Sehingga, lewat pembinaan UMKM ini, ke depannya tercipta lapangan kerja baru dan sumber penghidupan berkelanjutan bagi masyarakat sekitar tambang,” kata Rahmat.

Dia menegaskan, melalui program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat (PPM) ini, PTAR tidak hanya menyiapkan masa depan yang lebih baik untuk para karyawan dan masyarakat lingkar tambang. Tapi juga berkomitmen meninggalkan warisan sosial yang kuat dan berkelanjutan.

“Harapan kami, pembinaan ini tidak hanya memberi manfaat bagi pelaku UMKM, tapi juga seluruh masyarakat di sekitar lingkar tambang. Ekonomi harus tetap hidup, bahkan setelah tambang berhenti beroperasi,” ujarnya.

Agung K Sampurno, perwakilan pengurus YDBA menyampaikan, sejak didirikan oleh PT Astra International Tbk pada tahun 1980, pihaknya konsisten membina UMKM agar menjadi pengusaha yang profesional dan berdaya saing tinggi.

“Dengan kolaborasi lintas sektor seperti yang dilakukan bersama PTAR ini, UMKM lokal dapat tumbuh lebih cepat dan berkelanjutan,” tuturnya.

Dukungan juga datang dari Pemkab Tapsel, sebab kolaborasi ini sejalan dengan prioritas daerah dalam menciptakan ekonomi kerakyatan yang kuat.

“Kami mengapresiasi sinergi antara PTAR dan YDBA. Ini bukan hanya soal pembinaan usaha, tapi juga menciptakan sistem ekonomi baru yang siap menggantikan peran tambang,” ujar Novita Sari Wahyuni, selaku Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kabupaten Tapsel.

Pelaku UMKM binaan PTAR, Sri Dewi Juliani Sembiring, 31 tahun pada Mistar menyebut, pendampingan yang dilakukan pihak perusahaan mendorongnya dalam memproduksi usaha kecilnya.

"Potensinya sangat menjanjikan. Saya sudah tiga tahun menjadi binaan PTAR. Ada pendampingan di sektor, pelatihan, peking, pembangunan dapur produksi hingga membantu pemasaran produk," ucap ibu dua anak yang menggeluti usaha keripik pisang di Desa Batu Hula ini. (amran/hm16)



REPORTER: