Koperasi Merah Putih Didorong Jadi Mitra Dapur MBG, Perkuat Ekonomi Desa di Toba

Ketua DPC Gerindra Toba, Charles Sitohang. (f: nimrot/mistar)
Toba, MISTAR.ID
Pemerintah Kabupaten Toba mendorong pembentukan Koperasi Merah Putih (KMP) di setiap desa sebagai strategi penguatan ekonomi kerakyatan sekaligus mendukung pelaksanaan program Dapur Makan Bergizi Gratis (MBG). Langkah ini dinilai sebagai upaya konkret dalam memberdayakan petani dan peternak lokal.
Ketua DPC Gerindra Toba, Charles Sitohang, mengatakan bahwa kehadiran KMP desa diharapkan dapat menjadi mitra utama dapur MBG sebagai penyuplai bahan baku utama, seperti beras, sayuran, buah, telur, ikan, dan daging.
“KMP desa akan menjadi pengepul hasil dari petani dan peternak yang kemudian menjual kepada pengelola dapur MBG melalui kesepakatan kontrak kerja,” kata Charles, Jumat (13/6/2025).
Charles menambahkan, sistem ini akan mendorong masyarakat desa untuk memaksimalkan lahan pertanian dan peternakan karena hasilnya akan langsung terserap oleh dapur MBG. Ia juga menekankan pentingnya transparansi dalam sistem kerja sama, khususnya dalam proses pembayaran.
“Pembayaran hanya akan dicairkan oleh Badan Gizi Nasional jika invoice dibubuhi stempel koperasi. Karena itu, koperasi harus legal berbadan hukum,” jelasnya.
Ia menyebutkan bahwa idealnya satu koperasi fokus pada satu jenis bahan baku, seperti yang sudah diterapkan di kabupaten tetangga.
Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan (Koperindag) Toba, Salomo Simanjuntak, mendukung penuh skema ini. Ia menyebut KMP harus bisa menampung hasil pertanian dan peternakan dari warga.
“Saat musyawarah desa, sudah kita tekankan bahwa koperasi harus mengangkat potensi desa. Karena Toba mayoritas petani, maka produk pertanian dan peternakan harus diutamakan,” ujarnya.
Salomo menargetkan agar pada akhir Juni 2025, setidaknya 90 persen dari total desa dan kelurahan di Kabupaten Toba sudah menyelesaikan proses pengurusan legalitas koperasi.
“Dari 231 desa dan 13 kelurahan, saat ini baru 25 KMP yang telah mengantongi akta notaris. Sisanya masih dalam proses,” ungkapnya.
Strategi Jangka Panjang
Dengan adanya koperasi resmi di tingkat desa, Pemerintah Kabupaten Toba berharap terjadi peningkatan perputaran ekonomi lokal, penyerapan hasil pertanian secara langsung, dan keterlibatan warga dalam rantai suplai pangan program MBG.
Selain itu, kolaborasi ini juga menjadi solusi untuk memastikan ketahanan pangan berbasis komunitas, serta memperluas peran koperasi sebagai pilar ekonomi rakyat.
“Kami ingin koperasi menjadi garda terdepan dalam sistem distribusi bahan pangan. Ini bukan hanya soal dapur MBG, tapi juga tentang kemandirian ekonomi desa,” tutup Salomo. (nimrot/hm17)