Saturday, July 26, 2025
home_banner_first
SUMUT

Kemarau Panjang Melanda, Efendy Naibaho Kritik Pemkab Samosir yang Sibuk Gelar Festival

journalist-avatar-top
Jumat, 25 Juli 2025 16.16
kemarau_panjang_melanda_efendy_naibaho_kritik_pemkab_samosir_yang_sibuk_gelar_festival_

Event Tao Toba Jou-Jou di Jalan Putri Lopian, Pangururan. (foto: pangihutan/mistar)

news_banner

Samosir, MISTAR.ID

Di tengah kemarau panjang yang melanda Kabupaten Samosir, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) justru menuai kritik tajam karena menggelar berbagai acara hiburan besar. Tokoh masyarakat Samosir, Efendy Naibaho, menyayangkan sikap Pemkab yang dinilai tidak peka terhadap kesulitan warganya.

“Kita sedang menghadapi kekeringan. Sumur warga mengering, tanaman mati, dan beberapa desa mulai kesulitan air bersih. Tapi pemerintah malah berpesta,” ujar Efendy, Jumat (25/7/2025).

Kritik tersebut merujuk pada acara budaya Tao Toba Jou-Jou yang berlangsung pada 25–27 Juli 2025. Menurut Efendy, kegiatan itu tidak tepat waktu dan mengesampingkan kebutuhan dasar masyarakat.

Ia menekankan anggaran seharusnya difokuskan pada penanganan dampak kekeringan, seperti penyediaan air bersih, pembangunan irigasi darurat, serta bantuan bagi petani yang mengalami gagal panen.

“Ini bukan soal menolak budaya. Saya mendukung pelestarian tradisi Batak. Tapi saat rakyat kesulitan air, panggung hiburan besar-besaran jelas tidak etis,” katanya.

Dari sejumlah laporan, warga di desa-desa seperti Tanjungan, Hatinggian, dan Limbong mulai membeli air bersih dari luar desa karena sumber mata air mengering sejak akhir Juni. Para petani juga mengeluhkan kerusakan tanaman kopi dan jagung akibat kekurangan air.

Efendy mempertanyakan prioritas Pemkab Samosir, termasuk sikap Bupati yang dinilai lebih memilih pencitraan melalui festival daripada turun langsung menyapa masyarakat yang sedang kesusahan.

“Hampir tiap event besar digelar tanpa mempertimbangkan kondisi lapangan. Padahal anggarannya bisa disalurkan untuk kebutuhan yang lebih mendesak,” ucapnya.

Kritik Efendy mendapat dukungan dari tokoh adat dan masyarakat di Kecamatan Nainggolan serta Palipi. Mereka meminta agar Pemkab meninjau ulang acara Tao Toba Jou-Jou, atau setidaknya menyederhanakan pelaksanaannya agar lebih relevan dengan kondisi masyarakat.

Jika pun tetap digelar, Efendy berharap ada langkah nyata dari Pemkab untuk membantu warga terdampak kemarau, seperti pembentukan satuan tugas darurat, distribusi air bersih, dan bantuan bagi sektor pertanian serta UMKM.

“Kalau untuk panggung bisa anggarkan miliaran, masa untuk air bersih rakyat tidak bisa? Pemerintah bukan untuk berpesta, tapi untuk melayani,” tuturnya.

Hingga berita ini diturunkan, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Samosir belum memberikan keterangan resmi. Namun, sejumlah pejabat tampak hadir dalam gladi resik pembukaan festival di Pangururan sejak. Rabu malam.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi kemarau akan berlangsung hingga awal September 2025. (pangihutan/hm24)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN