Thursday, September 25, 2025
home_banner_first
SUMUT

Angka Kemiskinan Asahan Turun Jadi 7,18 Persen, Termasuk Terendah di Sumut

Kamis, 25 September 2025 14.16
angka_kemiskinan_asahan_turun_jadi_718_persen_termasuk_terendah_di_sumut

Kepala BPS Asahan, Dadan Supriadi. (foto : Perdana / Mistar)

news_banner

Asahan, MISTAR.ID

Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Asahan merilis capaian terbaru terkait penurunan angka kemiskinan. Per Maret 2025, tingkat kemiskinan di Asahan tercatat sebesar 7,18 persen, jauh menurun dibandingkan 9,04 persen pada tahun 2020.

“Pencapaian ini menjadikan Asahan sebagai salah satu daerah dengan angka kemiskinan terendah di Sumatera Utara,” kata Kepala BPS Asahan, Dadan Supriadi, Kamis (25/9/2025).

Jumlah penduduk Kabupaten Asahan kini mencapai 824.597 jiwa, terdiri dari 416.498 laki-laki dan 408.099 perempuan. Meski demikian, BPS mencatat adanya kenaikan garis kemiskinan, dari Rp377.752 per kapita per bulan pada 2021 menjadi Rp469.559 pada 2025.

Dadan menegaskan, garis kemiskinan bukan standar hidup layak, melainkan batas minimum pendapatan untuk menentukan kategori miskin.

“Dengan kondisi ini agar pemerintah daerah tetap mewaspadai kondisi masyarakat yang masuk kategori rentan miskin, yang jumlahnya mencapai sekitar 20 persen dari total populasi. Faktor eksternal seperti kenaikan harga kebutuhan pokok dan inflasi berpotensi meningkatkan kembali angka kemiskinan,” ujarnya.

BPS juga memaparkan komoditas utama yang memengaruhi garis kemiskinan di Asahan.

Wilayah perkotaan:

  1. Pengeluaran untuk makanan 75,55 persen.
  2. Beras menyumbang pengaruh terbesar 21,27 persen.
  3. Rokok 11,58 persen.
  4. Ikan 4,80 persen.
  5. Non makanan terbesar dari perumahan (6,45 persen), BBM (3,61 persen), dan listrik (2,95 persen).

Wilayah pedesaan:

  1. Pengeluaran makanan 78,03 persen.
  2. Beras 29,09 persen.
  3. Rokok 8,98 persen.
  4. Ikan 3,73 persen.
  5. Non makanan terbesar dari perumahan (5,94 persen), BBM (3,08 persen), dan pendidikan (1,86 persen).

“Beras masih menjadi kebutuhan utama masyarakat Asahan, sementara rokok menempati posisi kedua sebagai komoditas yang paling memengaruhi garis kemiskinan,” jelas Dadan.

Dengan penurunan angka kemiskinan ini, BPS menilai program pemerintah daerah cukup berhasil. Namun, tantangan besar tetap ada, terutama kelompok rentan miskin yang membutuhkan perhatian lebih agar tidak jatuh ke jurang kemiskinan akibat tekanan ekonomi. (Perdana/hm17)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN