Pematangsiantar, MISTAR.ID

Pasar modern, dan swalayan kian bertambah di Kota Pematangsiantar, imbasnya pasar tradisional semakin ditinggalkan masyarakat. Tentu saja kondisi itu dikeluhkan pada pedagang, termasuk di Pasar Horas.

Pedagang ikan basah Pasar Horas, M Manurung mengaku penjualannya menurun setiap hari. Sementara ikan yang dijual akan busuk jika tidak laku berhari-hari. Dampaknya, ia menjadi rugi.

"Harus ketatkan ikan pinggang istilahnya ini. Tapi kalau gak berjualan, gak tau mau kerja apa. Karena jualan ini turun dari orangtua dulu," kata Manurung, Sabtu (17/5/2025).

Menurut Manurung, swalayan menjadi penyebab minat masyarakat sepi ke pasar tradisional. Meskipun harga cenderung lebih mahal, situasi dan kenyamanan pasar modern menjadi daya tarik tersendiri.

"Semua kan ada di situ, ikan laut sampai yang kering pun ada. Harga pasti lebih mahal, tapi dingin di swalayan," ujarnya.

Dia tidak memungkiri jika Pasar Horas dipandang negatif sama masyarakat, karena tindakan kriminal kerap terjadi di daerah tersebut.

"Copet kan masih banyak juga di sini, takut lah memang masyarakat. Imbasnya juga terkena ke kami pedagang," ucapnya.

Senada dengan Manurung, pedagang kain J Turnip merasakan hal yang sama. Turnip menyebut, dagangannya hanya laku satu atau dua yang terjual.

"Apalagi ada mall yang baru buka itu, kan di situ semua ada. Meskipun lebih mahal, tapi karena nyaman juga makanya lebih ramai di sana," kata Turnip.

Diakui dia tidak ada bakat berjualan secara online, karena puluhan tahun berdagang kain dengan konvensional. "Ya gimana lah, gak paham aku live live gitu. Mau rekrut anggota, pasti lebih banyak uang ke luar," ucapnya.

Ia pun lebih memilih pasrah dengan keadaan sekarang, menunggu waktu menutup total kiosnya. "Ada arah ke sana lah. Istirahat aja di rumah, karena sudah tua juga," tuturnya. (gideon/hm17)