Legislator Simalungun Kritik Menu Burger di Program Makan Gizi Gratis

Anggota DPRD Kabupaten Simalungun Junita Veronika Munthe. (foto:istimewa/mistar)
Simalungun, MISTAR.ID
Anggota DPRD Kabupaten Simalungun, Junita Veronika Munthe, mengkritik pemberian menu burger kepada siswa penerima manfaat Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang saat ini tengah berjalan di sejumlah sekolah di Simalungun.
Menurut Junita, program MBG adalah salah satu program strategis nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia sejak usia sekolah. Oleh karena itu, ia menilai bahwa menu makanan yang disajikan harus sesuai dengan standar gizi seimbang dan bukan berupa makanan cepat saji.
“Program MBG ini adalah investasi jangka panjang dalam membangun generasi sehat dan produktif. Menu yang diberikan harus kaya protein, serat, dan zat gizi mikro. Bukan burger,” ujarnya saat diwawancarai, Minggu (28/9/2025).
Ia menyampaikan bahwa dari hasil kunjungan dan interaksi langsung dengan para siswa di daerah domisilinya, diketahui bahwa pada hari Jumat lalu, beberapa anak menerima menu burger sebagai bagian dari program MBG.
“Saya kaget. Di rumah saja, burger adalah makanan yang kami upayakan untuk dikurangi karena tidak memenuhi standar gizi anak,” ucapnya.
Junita pun menyarankan agar menu diganti dengan makanan sederhana namun bergizi, seperti bubur kacang hijau, jagung rebus, dan telur rebus.
“Kalau mau praktis, makanan seperti itu lebih bermutu dan sehat. Saya sebagai ibu rumah tangga tahu, satu porsi makanan sehat seperti itu bisa dibuat dengan modal tak sampai Rp10 ribu,” ujarnya.
Lebih lanjut, Junita menyebutkan bahwa beberapa siswa penerima manfaat MBG bahkan enggan memakan burger tersebut dan lebih memilih bekal dari rumah.
“Ini adalah suara dari anak-anak itu sendiri. Jangan abaikan. Harusnya ini jadi bahan evaluasi bagi pengelola MBG,” katanya.
Ia juga menekankan pentingnya aspek higienis dan kualitas gizi dalam setiap menu yang disajikan, mengingat ada beberapa kasus di daerah lain yang menyebabkan anak mengalami gangguan pencernaan setelah mengonsumsi makanan MBG.
“Saya berharap pengelola MBG tidak hanya fokus pada keuntungan usaha, tapi juga ingat jiwa pelayanannya—ini tentang masa depan anak bangsa,” tutur Junita. (hamzah/hm27)
BERITA TERPOPULER









