Tuesday, June 24, 2025
home_banner_first
SAINS & TEKNOLOGI

Starlink Resmi Beroperasi di India, Rusia Siapkan Penantang Rassvet

journalist-avatar-top
Selasa, 24 Juni 2025 12.40
starlink_resmi_beroperasi_di_india_rusia_siapkan_penantang_rassvet

Ilusrasi perangkat Starlink beroperasi di India (f:ist/mistar)

news_banner

Pemtangsiantar, MISTAR.ID

Setelah penantian panjang selama hampir tiga tahun, layanan internet satelit milik Elon Musk, Starlink, akhirnya mengantongi izin resmi untuk beroperasi di India. Lisensi tersebut dikeluarkan usai pertemuan antara Menteri Komunikasi India, Jyotiraditya Scindia, dan Presiden serta COO SpaceX, Gwynne Shotwell.

Pertemuan itu menandai langkah besar dalam kolaborasi antara India dan Starlink, terutama dalam mendukung program digitalisasi nasional yang tengah digencarkan pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi.

“Dengan revolusi digital yang dipimpin PM Modi, teknologi satelit menjadi sangat penting dan membawa dampak transformatif,” tulis Scindia dalam unggahan di akun X resminya, dikutip Mistar pada Selasa (24/6/2025).

Starlink merupakan bagian dari proyek SpaceX, perusahaan milik Elon Musk yang bergerak di sektor kedirgantaraan. Berbeda dengan layanan satelit tradisional yang mengandalkan satelit geostasioner, Starlink memanfaatkan ribuan satelit orbit rendah (LEO) yang melayang sekitar 550 km dari permukaan Bumi.

Teknologi ini memungkinkan koneksi internet berkecepatan tinggi dan latensi rendah, bahkan di wilayah pelosok yang sulit dijangkau jaringan konvensional. Di India, Starlink akan menjadi penyedia layanan internet satelit ketiga, setelah Eutelsat OneWeb dan Jio Satellite Communications.

Menurut laporan The Economic Times, layanan Starlink di India akan dibanderol di bawah US$10 atau sekitar Rp164 ribu per bulan. Tak hanya itu, pelanggan juga akan diberikan masa uji coba gratis selama satu bulan, sebuah strategi agresif yang diyakini akan menarik jutaan pengguna baru.

Harga tersebut jauh lebih murah dibandingkan dengan negara lain. Di Lagos, Nigeria, misalnya, layanan serupa dibanderol sekitar US$35 per bulan, belum termasuk perangkat keras senilai lebih dari US$370. Di India, Starlink tampaknya tengah membidik posisi sebagai pelopor internet satelit murah dengan kualitas tinggi.

Kecepatan koneksi yang ditawarkan Starlink berada di kisaran 25 Mbps hingga 220 Mbps. Dengan sifatnya yang independen dari infrastruktur darat, layanan ini dianggap sangat cocok untuk menjembatani kesenjangan digital di daerah-daerah terpencil di India.

Langkah ini juga membuka peluang besar untuk pengembangan layanan pendidikan, kesehatan, dan bisnis digital yang lebih inklusif, sejalan dengan visi India sebagai kekuatan digital global.

Di sisi lain, Rusia juga tengah menyiapkan satelit LEO tandingan bernama Rassvet, yang dikembangkan oleh perusahaan dirgantara Bureu 1440. Badan Antariksa Rusia, Roscosmos, menyatakan peluncuran perdana 16 satelit Rassvet dijadwalkan akhir tahun ini.

"Peluncuran pertama direncanakan pada akhir tahun 2025," ungkap Kepala Roscosmos, Dmitry Bakanov.

Dalam jangka panjang, Rusia menargetkan 900 satelit mengorbit hingga 2035, dengan 250 satelit siap digunakan secara komersial pada 2027. Proyek ini merupakan kelanjutan dari ambisi Rusia untuk menciptakan alternatif Starlink, menyusul program Sfera yang sempat terhenti akibat sanksi internasional.

Roscosmos sebelumnya telah meluncurkan tiga satelit di bawah proyek Rassvet-1 pada 2023, namun mengalami hambatan serius hingga kepala lembaga Yury Borisov dicopot awal tahun ini. (*)

REPORTER: