Profil Carlo Ancelotti, Dikenal Fleksibel dan Cerdas


Carlo Ancelotti. (f: ist/mistar)
Jakarta, MISTAR.ID
Carlo Ancelotti dikenal sebagai pelatih yang adaptif dan memiliki kecerdasan taktis tinggi. Ia sering mengandalkan formasi 4-3-3 untuk menjaga keseimbangan antar lini, namun juga tidak segan beralih ke skema 4-4-2 atau 4-5-1 tergantung pada kebutuhan tim.
Dalam fase bertahan, skuad asuhannya mampu melakukan pressing agresif di area atas atau memilih bertahan dengan garis rendah.
Salah satu kekuatan utamanya adalah kemampuannya menjalin hubungan harmonis dengan para pemain dan merancang strategi yang disesuaikan dengan karakteristik tim yang dimilikinya.
Dengan koleksi lima gelar liga top Eropa dan empat trofi Liga Champions, Ancelotti telah mengukir namanya sebagai salah satu pelatih legendaris dalam sejarah sepak bola dunia.
Baca Juga: Carlo Ancelotti Jadi Pelatih Timnas Brasil
Berbicara tentang Carlo Ancelotti, ia memulai debut profesionalnya bersama Parma pada tahun 1976 sebagai gelandang. Penampilan impresifnya mengantarkan dia bergabung dengan AS Roma pada 1979. Di klub ibu kota ini, ia dibimbing oleh pelatih-pelatih legendaris seperti Nils Liedholm dan Sven-Göran Eriksson. Bersama Roma, ia sukses meraih satu gelar Serie A (1982/1983) dan empat trofi Coppa Italia. Sayangnya, cedera membuatnya absen di partai final Piala Eropa 1984 melawan Liverpool.
Karirnya kemudian semakin berkembang di AC Milan pada tahun 1987. Di sini, Ancelotti dibimbing di bawah arahan Arrigo Sacchi, bersama Maldini, Rijkaard, Gullit, dan Van Basten, Ancelotti.
Mereka membawa Milan menjuarai dua Serie A, dua Piala Eropa, dua Piala Super Eropa, serta dua Piala Interkontinental. Total, ia meraih 12 gelar sebelum mengakhiri karier sebagai pemain pada 1992.
Pelatih yang baru saja menandatangani kontrak dengan Brasil tersebut lahir di Reggiolo, Italia, pada 10 Juni 1959.
Ancelotti menjadi satu-satunya manajer yang sukses menjuarai lima liga top Eropa dan memegang rekor kemenangan terbanyak di partai final Liga Champions UEFA.
Baca Juga: Carlo Ancelotti Belum Mau Pensiun
Awal Menjadi Pelatih
Setelah pensiun, Ancelotti memulai karier kepelatihan pada 1995 dengan AC Reggiana, dan langsung membawa klub tersebut promosi ke Serie A. Ia mampu menangani Parma dan berhasil membawa tim tersebut finis di posisi kedua pada musim 1996/1997. Pada 1999, ia bergabung dengan Juventus, meskipun hanya berhasil meraih gelar Intertoto UEFA.
Tahun 2001, Ancelotti kembali ke AC Milan sebagai pelatih dan sukses besar. Dengan pemain seperti Rui Costa, Maldini, dan Shevchenko, ia mempersembahkan sejumlah trofi, termasuk Serie A, Coppa Italia, Liga Champions (dua kali), Piala Dunia Antarklub, serta gelar-gelar Eropa lainnya.
Final Liga Champions 2003 melawan Juventus dan kemenangan atas Liverpool pada 2007 menjadi dua momen paling ikonik dalam kariernya.
Usai delapan tahun di Milan, Ancelotti melanjutkan petualangan ke Chelsea di Inggris. Di musim 2009/2010, ia langsung memberikan treble domestik: Community Shield, Premier League, dan Piala FA.
Ia kemudian melatih Paris Saint-Germain pada akhir 2011 dan mempersembahkan gelar Ligue 1 musim 2012/2013, yang merupakan gelar pertama klub itu dalam hampir 20 tahun.
Pada 2013, Ancelotti memulai periode pertamanya sebagai pelatih Real Madrid. Ia langsung mempersembahkan Copa del Rey dan membawa tim meraih gelar Liga Champions ke-10 (La Décima) yang sangat dinanti.
Ia juga meraih Piala Dunia Antarklub dan Piala Super UEFA sebelum didepak pada 2015 setelah musim kedua yang mengecewakan.
Kemudian, Ancelotti melatih Bayern Munchen dan meraih gelar Bundesliga serta dua Piala Super Jerman. Meski demikian, performa tidak stabil membuatnya diberhentikan pada 2017. Ia sempat menangani Napoli dan Everton, namun tanpa prestasi besar.
Empat tahun kemudian, Ancelotti kembali ke Santiago Bernabeu. Ia mempersembahkan gelar La Liga 2021/2022, serta membawa Real Madrid kembali menjuarai Liga Champions dengan mengalahkan Liverpool.
Musim 2023/2024 menjadi momen bersejarah lainnya, dengan raihan gelar La Liga, Liga Champions kelima sepanjang karirnya, dan Piala Super Spanyol.
Namun, performanya menurun pada musim 2024/2025. Kritik mulai muncul karena gaya bermain yang dianggap stagnan dan minim kreativitas. Real Madrid pun tersingkir dari Liga Champions usai dikalahkan Arsenal dengan agregat telak 5-1, serta kehilangan banyak poin di liga domestik.
Kini, Ancelotti akan mengisi posisi pelatih tim nasional Brasil. Ia menjadi pelatih asing pertama yang memimpin Selecao dalam lebih dari setengah abad. (hm20)
PREVIOUS ARTICLE
Celta Mantap di Zona Eropa Pasca Kalahkan Real Sociedad