Tuesday, April 29, 2025
home_banner_first
NASIONAL

Terdakwa Kasus Timah Rp300 Triliun, Suparta Meninggal di RSUD Cibinong

journalist-avatar-top
Senin, 28 April 2025 21.43
terdakwa_kasus_timah_rp300_triliun_suparta_meninggal_di_rsud_cibinong

Terdakwa kasus dugaan korupsi tata niaga timah Suparta meninggal dunia. (f:ant/mistar)

news_banner

Jakarta, MISTAR.ID

Terdakwa kasus dugaan korupsi pengelolaan tata niaga komoditas timah di wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) di PT Timah Tbk 2015-2022, Suparta, meninggal dunia.

Direktur Utama PT Refined Bangka Tin (RBT) sejak tahun 2018 itu mengembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cibinong, Jawa Barat.

"Iya atas nama Suparta, pada hari Senin tanggal 28 April 2025 sekira pukul 18.05 WIB di RSUD Cibinong," ujar Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung, Harli Siregar saat dikonfirmasi, Senin (28/4/2025).

Diketahui, Suparta merupakan satu dari banyak pihak yang diproses hukum Kejaksaan Agung atas kasus Timah yang merugikan negara mencapai Rp300,003 triliun. Selama ini dia menjalani penahanan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Cibinong.

Sebelumnya, Pengadilan Tinggi (PT) DKI Jakarta memperberat vonis Suparta menjadi 19 tahun penjara dari semula 8 tahun di kasus korupsi pengelolaan tata niaga komoditas timah di wilayah IUP di PT Timah Tbk 2015-2022.

"Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Suparta dengan pidana penjara selama 19 tahun dan denda Rp1 miliar dengan ketentuan apabila denda tersebut tidak dibayar akan diganti dengan pidana kurungan selama 6 bulan," ujar ketua majelis hakim banding saat membacakan amar putusan di PT DKI Jakarta, pada Kamis (13/2/2025).

Suparta juga dihukum membayar uang pengganti sejumlah Rp4,57 triliun dalam waktu paling lama satu bulan setelah putusan pengadilan berkekuatan hukum tetap atau inkrah. Jika tidak, maka harta bendanya disita dan dilelang oleh jaksa untuk menutupi uang pengganti tersebut.

Perkara Suparta bernomor: 4/PID.SUS-TPK/2025/PT DKI. Diperiksa dan diadili oleh ketua majelis Subachran Hardi Mulyono dengan hakim anggota Budi Susilo, Teguh Harianto, Fauzan dan Anthon R. Saragih.

Vonis tersebut lebih berat dibandingkan putusan yang diberikan oleh majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) pada Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat yakni 8 tahun penjara. Suparta juga diketahui mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung (MA) terkait vonis itu. (cnn/hm18)

REPORTER:

RELATED ARTICLES