Sultan Hamengku Buwono X Soroti Pengelolaan Sampah ITF Bawuran

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X (masker putih) saat di ITF Bawuran, Bantul. (foto: dok Humas Pemkab Bantul/mistar)
Bantul, MISTAR.ID
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X secara langsung menyoroti belum tercapainya target pengelolaan sampah di Intermediate Treatment Facility (ITF) Bawuran, Pleret, Bantul. Sultan mengungkapkan bahwa kapasitas operasional fasilitas pusat karbonasi tersebut masih jauh dari rencana awal 40 ton per hari.
"Saya kira bagus ya prosesingnya, hanya kapasitasnya tidak sesuai. Itulah teknologi kita dulu bicaranya mayoritas 40 (ton per hari) faktanya tidak 40 ton per hari," kata Sultan di ITF Bawuran, Selasa (21/10/2025).
Sultan menyebut, saat ini pengelolaan sampah di ITF Bawuran baru 25 ton per hari. "Pabrik itu belum bisa jamin bahwa 40 (ton per hari) ya 40 (ton) betul. Akhirnya hanya 25 (ton per hari)," sambung Sultan.
Untuk itu, Sultan berencana berkomunikasi dengan Bupati dan Wali Kota di Yogyakarta untuk membahas pengelolaan sampah ini. "Nanti kita bicarakan dengan Bupati/walikota mana yang lebih efisien," kata dia.
ITF Bawuran Akui Belum Maksimal Direktur Perumda Aneka Dharma pengelola ITF Bawuran, Yuli Budi Sasangka mengatakan, jika Bawuran sudah berdiri sejak 2024 dan beroperasi bulan April 2025. Pihaknya mengakui jika saat ini belum bisa maksimal dalam pengelolaan sampah. Nantinya pengelolaan sampah akan berangsur ke 40 ton perhari.
"Memang awalnya secara di atas kertas kapasitas kita seperti yang disampaikan Ngarsa Dalem. Tapi dalam perjalanannya memang masih ada yang kurang," kata Yuli.
"Dalam hal ini sebenarnya kita bukan kurang tapi bahwa kita masih menuju ke sana," kata dia. Pihaknya menargetkan akhir tahun bisa mengelola sampah sampai kapasitas yang diharapkan.
"Namanya mesin baru, teknologi baru butuh penyesuaian, butuh comissioning test yang proper dan kita tidak berhenti, artinya kita tidak diam saja," kata Yuli.
Yuli mengatakan, saat ini menerima sampah setiap hari sudah bisa menerima sekitar 15 ton sampah dari Kota Yogyakarta, dan 10 ton sampah dari Bantul, sisanya dari swasta.
"Sekarang kapasitasnya Alhamdulillah sudah mencapai satu hari itu sekitar 25-30 ton sampah, dan itu setiap hari," ucap dia. Yuli mengatakan, adanya kendala mengenai sampah basah yang masih dikirim dari depo sampah. Pihaknya terus memilah sampah agar pembakarannya sempurna.
"Kita coba menggunakan alat untuk memilah sampah organik dan anorganik. Lalu jika sudah terpilah dimasukkan rotary dryer untuk mengurangi kadar air, jadi sampah basah itu sebelum masuk insenerator masuk rotary dryer dulu. Jadi kita tetap berusaha meskipun itu sampah basah tetap bisa kita pilah, kita jual dan residu kita bakar," ucap Yuli.























