Monday, July 28, 2025
home_banner_first
NASIONAL

Ribka Tjiptaning, 29 Tahun Kudatuli: Suara Kritis PDIP yang Tak Mau Bungkam

journalist-avatar-top
Senin, 28 Juli 2025 10.50
ribka_tjiptaning_29_tahun_kudatuli_suara_kritis_pdip_yang_tak_mau_bungkam

Ribka Tjiptaning (kedua dari kanan). (foto:tatar/mistar)

news_banner

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Ribka Tjiptaning, Ketua DPP PDIP Bidang Kesehatan, kembali menjadi sorotan usai pernyataan vokalnya dalam peringatan 29 tahun Kudatuli (27 Juli 1996).

Ia menyebut insiden berdarah itu sebagai tonggak reformasi dan jalan bagi lahirnya pemimpin rakyat seperti Presiden Jokowi—meskipun kini menurutnya Jokowi “melenceng” dari garis perjuangan partai.

“Tanpa Kudatuli, tidak ada anak tukang kayu jadi presiden. Walaupun sekarang sudah error. Ya, itu nasib namanya,” ujar Ribka.

Pernyataan ini ditafsirkan sebagai kritik terbuka terhadap Presiden Jokowi dan kebijakan politiknya yang kini dinilai menjauh dari ideologi PDIP. Projo merespons tegas, menyebut Ribka belum move on dari kekalahan Pilpres 2024.

Kritik Sistemik dan Isu Kriminalisasi

Ribka juga menyoroti ketidakhadiran Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, yang tengah menghadapi hukuman 3,5 tahun penjara, sebagai bagian dari dugaan kriminalisasi politik.

Ia menegaskan tekanan hukum terhadap kader PDIP bukan hal baru, termasuk dirinya yang pernah diperiksa KPK dalam kasus pengadaan sistem TKI di Kemenaker (2012).

“Kami diintimidasi, dicurangi, dan dizalimi. Tapi PDIP tidak akan runtuh,” ujarnya dalam orasi Kudatuli 2025.

Tudingan Pengurangan Suara dan Konsolidasi Partai

Ribka mengklaim adanya skenario sistemik untuk mereduksi suara PDIP menjadi hanya 7% pada Pemilu 2029.

Ia menyebut tekanan semacam ini justru akan memperkuat konsolidasi internal: “Semakin ditekan, PDIP semakin mengkonsolidasi. Kita seperti balon—semakin ditekan, semakin menggelembung!”

Analisis Politik: Penjaga Sejarah atau Ancaman Konsolidasi Baru?

Ribka dilihat sebagai penjaga memori perjuangan PDIP, terutama yang menyangkut legitimasi Megawati Soekarnoputri dan narasi perjuangan wong cilik.

Namun, retorikanya yang keras kerap berbenturan dengan kelompok pendukung Jokowi–Prabowo dan generasi muda PDIP yang lebih pragmatis.

Sikap nonkomprominya dinilai bisa menjadi katalis reformasi internal atau justru memperdalam polarisasi di tubuh partai.

Sosok Kritis dalam Era Politik Baru

Sebagai tokoh senior yang tak takut bersuara, Ribka Tjiptaning tetap konsisten membela ideologi partai dan suara akar rumput.

Namun di tengah dinamika politik pasca-2024, pertanyaannya kini bukan lagi sekadar siapa yang paling vokal—melainkan siapa yang paling mampu mendamaikan sejarah dan harapan generasi baru pemilih.

“Salah hitung mereka. PDIP bangkit bukan karena kuasa, tapi karena tekanan yang mempersatukan,” tutur Ribka dalam orasinya.

Artikel ini dikurasi dari berbagai sumber media terpecaya. (*)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN