Tuesday, August 12, 2025
home_banner_first
NASIONAL

Produser Film Merah Putih: One for All Bantah Terima Dana dari Pemerintah

journalist-avatar-top
Selasa, 12 Agustus 2025 17.06
produser_film_merah_putih_one_for_all_bantah_terima_dana_dari_pemerintah

Toto Soegriwo, produser film Merah Putih One For All. foto: Instagram @totoseogriwo)

news_banner

Jakarta, MISTAR.ID

Produser film animasi Merah Putih: One for All, Toto Soegriwo, memberikan klarifikasi terkait tudingan produksi filmnya didanai pemerintah sebesar Rp6,7 miliar. Melalui unggahan di akun media sosial X @totosoegriwo, Toto membantah keras tuduhan tersebut dan menyebutnya sebagai fitnah.

“Kami tidak pernah menerima satu rupiah pun dari pemerintah,” tulis Toto dikutip, Selasa (12/8/2025).

Ia mengimbau publik khususnya warganet, agar tidak menyebarkan informasi yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya. Toto mengungkapkan isu tersebut telah berdampak pada keluarganya, yang kini mengalami tekanan mental akibat hujatan di media sosial.

Lebih lanjut, Toto menjelaskan Wakil Menteri Ekonomi Kreatif Irene Umar memang sempat memberikan masukan dalam proses kreatif, seperti pengembangan cerita, visual, karakter, hingga trailer. Namun, ia menegaskan tidak ada dukungan finansial maupun fasilitas promosi dari pihak pemerintah terhadap film tersebut.

Toto juga menepis kabar rumah produksi Perfiki Kreasindo, yang memproduksi film ini, terlibat dalam praktik korupsi atau penyalahgunaan dana. "Kami meminta publik menghentikan penyebaran informasi yang tidak benar, serta segala bentuk fitnah dan serangan pribadi," ucapnya.

Film Merah Putih: One for All dijadwalkan tayang di bioskop pada Kamis, 14 Agustus 2025. Film ini dibuat untuk menyambut peringatan HUT ke-80 Republik Indonesia, namun justru menuai kritik, terutama soal kualitas animasi dan jalan cerita yang dianggap belum layak tampil di layar lebar.

Salah satu adegan yang menjadi sorotan dalam trailer adalah keberadaan senjata api di sebuah gudang desa, yang dianggap tidak masuk akal dan kurang riset. Toto sebelumnya sempat mengunggah proses pembuatan film ini hanya memakan waktu kurang dari satu bulan, meski unggahan itu kini telah dihapus.

Kritik juga datang dari sutradara kenamaan Hanung Bramantyo. Ia mempertanyakan bagaimana film ini bisa mendapatkan jadwal tayang di bioskop, sementara ratusan film lain masih antre untuk masuk layar.

“Kalau ini ditayangkan, penonton pasti akan menolak,” kata Hanung melalui akun Instagram-nya @hanungbramantyo.

Hanung membandingkan anggaran film ini dengan standar industri, yang umumnya membutuhkan dana sekitar Rp30–40 miliar untuk produksi film animasi berkualitas, belum termasuk biaya promosi.

Film Merah Putih: One for All mengangkat kisah delapan anak dari latar belakang budaya berbeda yang bersatu untuk menemukan kembali bendera pusaka menjelang upacara 17 Agustus. Film ini ingin menyampaikan pesan persatuan dalam keberagaman. (mtr/hm24)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN