Perludem: Partai Politik Harus Tetap Aktif Meski di Luar Musim Pemilu

Ilustrasi. (f: Gatra)
Jakarta, MISTAR.ID
Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Khoirunnisa Nur Agustyati, mengungkapkan kekhawatiran terhadap rendahnya keterikatan masyarakat Indonesia terhadap partai politik.
Menurutnya, hanya sekitar 11–12 persen warga yang memiliki party ID atau identifikasi terhadap partai tertentu.
“Kalau di Amerika, orang bangga menyebut dirinya pendukung Demokrat atau Republik. Di Indonesia, banyak yang bahkan lupa partai apa yang mereka pilih saat Pemilu,” ujar Khoirunnisa dalam diskusi publik Leader’s Talk bertajuk “Masukan untuk PKS”, Selasa (8/7/2025).
Menurut Khoirunnisa, rendahnya identifikasi publik terhadap partai menjadi sinyal bahwa keberadaan partai politik masih jauh dari kehidupan masyarakat sehari-hari. Karena itu, ia menekankan pentingnya partai politik untuk tetap aktif, tidak hanya menjelang Pemilu.
“Aktivisme partai harus konsisten agar publik merasa memiliki. Partai yang hanya aktif saat kampanye akan sulit menanamkan loyalitas jangka panjang,” katanya.
Ia menambahkan, kelembagaan partai politik yang sehat tidak hanya ditentukan oleh hasil elektoral, melainkan juga oleh faktor-faktor seperti kompetisi internal yang terbuka, partisipasi perempuan dan kelompok marjinal, transparansi keuangan, serta akses informasi yang mudah bagi masyarakat.
Khoirunnisa juga menyinggung peluang Partai Keadilan Sejahtera (PKS) setelah Mahkamah Konstitusi menghapus ambang batas pencalonan presiden (presidential threshold). Menurutnya, hal ini membuka peluang strategis bagi PKS untuk unjuk keberanian politik tanpa harus menunggu koalisi.
“PKS bisa maju sendiri tanpa terikat syarat koalisi. Ini momen untuk menunjukkan kekuatan kaderisasi dan posisi politik yang independen,” ucapnya.
Ia pun mendorong agar PKS berani mengambil peran sebagai pelopor partai masyarakat sipil yang mampu menolak arus oligarki dan menjaga kualitas demokrasi. (mtr/hm24)