Duka TNI: Prada Lucky Namo Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan

Prada Lucky Namo disemayamkan (Foto: Istimewa/Mistar)
Pematangsiantar, MISTAR.ID
Duka mendalam menyelimuti keluarga besar TNI dan masyarakat Kupang. Seorang prajurit muda, Prada Lucky Chepril Saputra Namo (23), dinyatakan meninggal dunia setelah diduga dianiaya oleh seniornya di Batalyon TP 834 Wakanga Mere, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Prada Lucky baru dilantik sebagai prajurit TNI pada Juni 2025, usai menyelesaikan pendidikan militer di Rindam IX/Udayana, Singaraja, Bali. Ia sempat merayakan syukuran bersama keluarga di Kupang sebelum bergabung dengan satuannya di Nagekeo.
"Dia baru dua bulan menikmati gaji sebagai prajurit. Masih sangat muda, dan penuh semangat," ujar pamannya, Rafael Davids, dengan mata berkaca-kaca saat ditemui di rumah duka, Kamis (7/8/2025).
Luka Lebam dan Sundutan Rokok
Ayah korban, Sersan Mayor Christian Namo, mengungkapkan bahwa tubuh putranya penuh luka lebam, luka bakar, dan bekas pukulan benda keras.
"Punggung penuh bekas hantaman, tangan dan kaki seperti disundut rokok. Saya menduga ginjal dan paru-parunya rusak," ujar Serma Christian, yang juga seorang anggota TNI di Kodim 1627/Rote Ndao.
Korban sempat menjalani perawatan intensif di RSUD Aeramo, Nagekeo, sebelum akhirnya mengembuskan napas terakhir pada Rabu (6/8/2025).
Keluarga Tak Terima
Jenazah Prada Lucky tiba di Bandara El Tari Kupang pada Kamis siang, disambut isak tangis dan histeria keluarga. Ibunda korban, Sepriana Paulina Mirpey, tak kuasa membendung kesedihan.
"Aduh bapake, beta hancur. Beta punya kebanggaan sudah sonde ada," ratap Sepriana, ditenangkan oleh Ketua RW 06, Letda Agapito Xaverius Freitas, yang juga mantan Danunit Intel Kodim 1621 TTS dan tetangga korban.
Letda Agapito mengenang Lucky sebagai pemuda rajin, taat ibadah, dan bercita-cita tinggi menjadi tentara.
Pihak TNI Buka Penyelidikan
Komandan Kodim 1625/Ngada, Letkol Czi Deny Wahyu Setiyawan, membenarkan adanya dugaan penganiayaan yang menyebabkan kematian Prada Lucky.
"Betul ada kejadian. Tapi soal pelaku, itu wewenang Batalyon. Proses hukum tetap berjalan," ujarnya.
Sementara itu, keluarga besar meminta penegakan hukum dilakukan secara transparan dan adil, serta mendorong pengusutan menyeluruh atas kekerasan di lingkungan militer.
"Kami minta keadilan. Jangan ditutup-tutupi. Dia prajurit baru yang punya mimpi besar," tegas Rafael.(*)