Diplomat Muda Kemenlu ADP Diduga Dibunuh, Minta Polisi Usut Tuntas

Arya Daru Pangayunan, diplomat Kemlu tewas di kamar kosnya di Gondangdia, Menteng, Jakpus, Selasa (8/7/2025) pagi. (Foto: Instagram/Dok. Polisi)
Pematangsiantar, MISTAR.ID
Anggota Komisi I DPR RI, Mayjen TNI (Purn) TB Hasanuddin, angkat bicara terkait meninggalnya seorang diplomat muda dari Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) berinisial ADP, yang ditemukan tak bernyawa di tempat kosnya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Temuan kondisi tubuh korban yang tidak wajar, yakni dengan wajah tertutup lakban, memunculkan dugaan kuat bahwa peristiwa ini bukanlah kasus bunuh diri biasa.
Hasanuddin menggambarkan ADP sebagai sosok berprestasi yang sebelumnya turut menjadi saksi penting dalam proses hukum terkait tindak pidana perdagangan orang (TPPO).
“Saya memperoleh berbagai informasi bahwa almarhum adalah diplomat muda dengan karier yang cukup cemerlang. Bahkan, ia sempat berperan sebagai saksi dalam kasus TPPO,” ujar politisi dari PDI Perjuangan tersebut, Jumat (11/7/2025).
Baca Juga: Kemenlu RI Akan Evakuasi WNI di Bangladesh
Hasanuddin meragukan anggapan bahwa ADP meninggal karena bunuh diri. Menurutnya, kondisi emosional korban menjelang kematian justru menunjukkan antusiasme tinggi, terutama karena ia tengah bersiap untuk penugasan diplomatik ke luar negeri.
“Dia sedang dalam suasana hati yang positif. Sudah belanja perlengkapan untuk bertugas di Eropa. Dari situ saya tidak percaya kalau dia mengakhiri hidupnya sendiri,” ungkapnya.
Ia pun menilai terdapat indikasi kuat bahwa menjadi korban tindakan kriminal. “Kalau melihat dari cara kematiannya, kemungkinan besar ada unsur kesengajaan orang lain. Motifnya memang belum jelas, tapi ini harus diselidiki serius,” tegas Hasanuddin, seraya mendesak pihak kepolisian untuk mengungkap kasus ini dengan transparan.
Proses Forensik Masih Berlangsung
Sementara itu, pihak kepolisian melalui Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Karyoto, menyatakan bahwa investigasi sedang berjalan secara menyeluruh. Ia menargetkan hasil autopsi serta analisis forensik digital akan tersedia dalam waktu sekitar satu minggu.
“Proses penyelidikan masih kami lanjutkan secara menyeluruh. Harapannya, dalam waktu seminggu ke depan sudah ada hasil yang bisa disimpulkan,” kata Karyoto saat ditemui di kawasan Gelora Bung Karno.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa tim penyidik tidak akan gegabah dalam menarik kesimpulan dan akan memanfaatkan berbagai alat bukti, termasuk data digital dari perangkat korban. “Kami akan menelusuri jejak komunikasi terakhir, baik melalui ponsel maupun perangkat lain yang dimiliki korban,” tambahnya.
Polda Metro Jaya kini tengah memfokuskan penyelidikan untuk mengungkap penyebab pasti di balik kematian diplomat muda tersebut, termasuk kemungkinan adanya keterlibatan pihak ketiga. (*)