Rambah Zona Tangkapan, Nelayan Tradisional Belawan Meminta Stop Operasi Kapal Pukat Trawl

Nelayan tradisional di Belawan. (f:detik/mistar)
Medan, MISTAR.ID
Banyaknya kapal ikan jenis pukat trawl beroperasi di kawasan Pelabuhan Perikanan Gabion Belawan membuat nelayan tradisional resah dan menjerit, karena hasil tangkapan ikan mereka dari hari ke hari semakin menurun.
Salah seorang nelayan, Ahmad kepada Mistar menyebutkan, mereka sudah lama mengeluhkan permasalahan masih banyaknya kapal pukat trawl beroperasi di wilayah bukan jalurnya.
“Sebenarnya zona beroperasinya sudah diatur melalui Surat Keputusan (SK ) Menteri Pertanian Nomor 392 Tahun 1999 tentang pembagian wilayah jalur penangkapan ikan. Tetapi aparat penegakan hukum di laut tidak melakukan penindakan, sehingga mereka makin merajalela,” ujarnya, Selasa (6/10/2025).
“Saya berharap, pihak terkait seperti Polisi Perairan (Polair), Badan Keamanan Laut (Bakamla), dan lainnya bertindak untuk menyelamatkan kehidupan nelayan tradisional,” kata Ahmad yang telah mengeluti profesi nelayan sejak berusia 21 tahun.
Dia juga mengeluhkan jangan kan membeli beras untuk biaya ke laut saja terkadang tak pulang modal. “Bagaimana kami tak sengsara kalau kapal pukat itu dibiarkan ke dalam jalur penangkapan nelayan tradisional,” tuturnya.
Di tempat terpisah, Pemerhati Nelayan, Syahril Efendi Damanik mengaku prihatin atas keresahan sejumlah nelayan tradisional akibat maraknya kapal pukat trawl.
“Kita mendesak agar pihak terkait pengaman di laut berpihak pada nelayan tradisional, sehingga tidak ada konflik horizontal dengan nelayan kapal pukat trawl, khususnya yang bertangkahan di Pelabuhan Perikanan Gabion Belawan,” ujar Syahril. (kamaluddin/hm16)
PREVIOUS ARTICLE
DPRD Sumut Tuding Dinas Lingkungan Hidup Bela PT RAS