Mahasiswa: Keberhasilan Imunisasi Bergantung pada Kepercayaan ke Tenaga Kesehatan

aktivitas imunisasi yang dilakukan mahasiswa UINSU di RSU Sundari. (Foto: Mahasiswa UINSU/Mistar)
Medan, MISTAR.ID
Keberhasilan imunisasi bukan hanya bergantung pada ketersediaan vaksin, tetapi juga pada kepercayaan masyarakat terhadap tenaga kesehatan. Hal itu disampaikan oleh Jahrani Manurung, Ketua Kelompok mahasiswa program Learning Knowledge Practice (LKP) Epidemiologi Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU).
Pada awal dan pertengahan Oktober 2025, mereka turut ambil bagian dalam kegiatan imunisasi di Rumah Sakit Umum (RSU) Sundari Medan. Ia mengatakan, hal ini menjadi bentuk nyata pembelajaran lapangan sekaligus kontribusi langsung dalam mendukung program kesehatan masyarakat.
Ragam respons bermunculan dari para orang tua yang membawakan anaknya untuk vaksin imunisasi. Sebagian besar tampak antusias, namun tetap saja masih ada yang ragu terhadap efek samping vaksin.
“Dalam situasi seperti itu, tenaga medis biasanya akan memberikan edukasi bahwa reaksi ringan seperti demam adalah hal wajar sebagai tanda tubuh membentuk kekebalan,” ujar Jahrani, Sabtu (18/10/2025).
Ia menekankan bahwa vaksin imunisasi sangat penting untuk mencegah penyakit menular pada bayi dan balita. Dan hal itu juga berkaitan dengan rasa percaya masyarakat pada setiap tenaga medis yang membantu dan menangani pelayanan imunisasi.
Jahrani mengatakan bahwa pengalaman langsung sering kali menjadi guru terbaik, dan hal itu benar dibuktikan oleh Jahrani dan timnya ketika turut andil dalam kegiatan itu. “Tentu ini memberikan pengalaman berharga bagi kami untuk memahami bagaimana proses imunisasi dilakukan secara profesional di lapangan,” katanya.
Selama kegiatan, para mahasiswa dari kelompok dua ini bertugas untuk membantu tenaga medis dalam berbagai tahapan pelayanan, mulai dari pendaftaran, pencatatan data imunisasi, hingga pendampingan saat pemberian vaksin.
Selain membantu pelayanan, mereka juga mendapatkan bimbingan langsung dari tenaga medis mengenai jenis-jenis vaksin pada imunisasi dasar, seperti BCG, DPT, Polio, Campak, Rotavirus, dan Hepatitis B.
“Kita juga belajar secara langsung tentang prosedur penyimpanan vaksin di vaccine refrigerator serta cara menjaga rantai dingin (cold chain) agar kualitas vaksin tetap terjamin,” tuturnya.
Para mahasiswa itu mengaku tak hanya memperoleh pemahaman teknis, tetapi juga belajar tentang empati, komunikasi, dan kerja sama tim dalam pelayanan kesehatan.
Ia menambahkan bahwa kegiatan-kegiatan seperti ini juga dapat memperkuat kerja sama antara institusi pendidikan dan fasilitas pelayanan kesehatan, dalam mencetak tenaga medis yang kompeten di masa depan.
“Kita juga jadi semakin semangat dan termotivasi untuk berkontribusi dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat di masa yang akan datang,” tuturnya. (Susan)
PREVIOUS ARTICLE
Dokter Spesialis: Penyakit Ginjal Kronis Tak Pandang UsiaBERITA TERPOPULER






Nottingham Forest vs Chelsea: Prediksi Duel Panas, The Blues Tanpa Maresca dan Palmer di City Ground



