Tangerang, MISTAR.ID

Spesialis orthopedi tulang belakang Eka Hospital BSD Tangerang, dr. Asrafi Rizki Gatam, mengungkapkan semakin banyak anak muda, termasuk remaja, mengalami saraf terjepit akibat kebiasaan duduk terlalu lama dan postur tubuh yang tidak ergonomis.

“Postur dan kebiasaan yang tidak ergonomis menyebabkan kelompok remaja lebih rentan mengalami saraf kejepit, biasanya di area lumbar atau tulang belakang bagian bawah yang menyebabkan sakit punggung,” ujarnya dikutip dari Antara, Selasa (29/7/2025).

Ia merujuk pada Jurnal Frontiers in Surgery yang mencatat peningkatan kasus saraf terjepit sebesar 6,8 persen pada anak di bawah usia 21 tahun. Saraf terjepit sendiri terjadi ketika jaringan lunak seperti otot, ligamen, atau diskus tulang belakang menekan saraf, sehingga memicu gejala seperti kesemutan, nyeri menjalar, sensasi panas, mati rasa, hingga kelemahan otot.

Faktor risiko pada remaja meliputi obesitas, duduk terlalu lama dengan posisi salah, penggunaan gadget berlebihan, olahraga berlebihan, trauma, dan riwayat keluarga.

Bila dibiarkan, kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi serius seperti kelumpuhan, gangguan buang air, hingga kehilangan sensasi di area kelamin.

Menurut dr. Asrafi, kasus ringan umumnya dapat sembuh dengan terapi konservatif seperti fisioterapi, peregangan, dan istirahat. Namun, untuk kasus berat, operasi menjadi solusi terbaik.

Salah satu metode yang direkomendasikan adalah Biportal Endoscopic Spine Surgery (BESS), sebuah teknik operasi ultra-minimal invasif menggunakan dua sayatan kecil.

“Metode ini memberikan ruang gerak lebih luas bagi dokter serta waktu pemulihan yang lebih cepat, sangat cocok untuk usia remaja,” katanya dan mengimbau masyarakat untuk lebih memperhatikan postur tubuh, mengurangi durasi duduk, dan menjaga berat badan ideal demi mencegah saraf terjepit. []