Jerusalem, MISTAR.ID

Pasukan militer Amerika Serikat dilaporkan telah tiba di Israel bertepatan dengan dimulainya fase pertama gencatan senjata antara Israel dan Hamas pada Kamis (9/10/2025).

Seorang pejabat AS menyebut kehadiran pasukan tersebut bertujuan membentuk pusat koordinasi sipil-militer guna memantau implementasi kesepakatan damai sementara itu.

“Kehadiran ini bagian dari upaya memastikan kelancaran pelaksanaan gencatan,” ungkap pejabat tersebut, dikutip CNN, Minggu (12/10/2025).

Menurut laporan media tersebut, sekitar 200 tentara AS akan ditempatkan di Israel untuk mengawasi jalannya kesepakatan, termasuk proses penarikan pasukan, pertukaran tahanan, dan distribusi bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Israel dan Hamas sebelumnya mencapai kesepakatan pada Rabu (8/10/2025), dan gencatan resmi mulai berlaku Kamis pukul 12.00 waktu setempat.

Fase awal perjanjian itu mencakup penghentian agresi, pembebasan sandera, serta penarikan sebagian pasukan Israel dari wilayah Gaza.

Dalam 24 jam setelah perjanjian berlaku, pasukan Israel diwajibkan mundur dari sejumlah titik di Gaza. Sementara itu, para sandera diperkirakan akan diserahkan sebelum 13 Oktober pukul 12.00 waktu Israel.

Sebagai bagian dari pertukaran tersebut, sekitar 2.000 tahanan Palestina di penjara Israel akan dibebaskan. Hamas juga mendesak pemerintahan Benjamin Netanyahu untuk mengembalikan jenazah Yahya Sinwar dan Mohammed Sinwar, yang disebut masih disembunyikan oleh pihak Israel.

Israel melancarkan agresi besar-besaran ke wilayah Palestina sejak Oktober 2023. Serangan tersebut telah menyebabkan ribuan warga sipil tewas dan menghancurkan berbagai fasilitas publik di Gaza.[]