Marinir AS Dikerahkan ke Los Angeles: Respons Protes dan Ketegangan Imigrasi

Orang-orang memprotes penyapuan imigrasi federal, di luar balai kota di pusat kota Los Angeles, California, AS, 11 Juni 2025. (f:reuters/mistar)
Los Angeles, MISTAR.ID
Pemerintah Amerika Serikat memutuskan untuk mengerahkan pasukan Marinir ke Los Angeles dalam waktu 48 jam guna mendukung operasi imigrasi federal dan pengamanan protes.
Keputusan ini diambil atas perintah Presiden Donald Trump dan mendapat penolakan keras dari Gubernur California, Gavin Newsom. Demikian dikutip dari media Reuters, Kamis (212/6/2025).
Langkah ini menyusul gelombang protes yang melanda berbagai kota besar seperti New York, Atlanta, dan Chicago sejak Jumat pekan lalu, menyusul penggerebekan imigrasi yang memicu kecaman luas.
Meskipun mayoritas aksi berlangsung damai, beberapa insiden kekerasan terjadi di pusat kota Los Angeles, termasuk pelemparan batu dan kembang api ke arah petugas.
Presiden Trump menyatakan bahwa pengerahan pasukan diperlukan untuk mencegah situasi yang lebih buruk. “Jika saya tidak bertindak cepat, Los Angeles bisa saja hancur,” ujarnya dalam sebuah acara di Kennedy Center.
Pihak militer menyebut bahwa 700 personel Marinir telah menyelesaikan pelatihan pengendalian massa dan akan bertugas di bawah otoritas federal (Judul 10), bukan sebagai aparat penegak hukum sipil, tetapi untuk melindungi petugas dan properti federal.
Mereka diizinkan menahan seseorang secara sementara dalam situasi tertentu, seperti mencegah kekerasan atau menghalangi intervensi terhadap tugas agen federal.
Namun, Gubernur Newsom dan Pemerintah Negara Bagian California mengajukan gugatan hukum untuk menghentikan pengerahan tersebut.

Keterangan foto: Marinir dengan Batalyon Kedua, Resimen Marinir Ketujuh, Divisi Marinir Pertama, yang ditempatkan dalam status siaga selama akhir pekan, melatih taktik pengendalian massa di sebuah pangkalan di wilayah Los Angeles yang lebih besar, California, AS. 10 Juni 2025. (f:reuters/mistar)
Mereka menilai bahwa syarat hukum federal untuk pengerahan militer di dalam negeri belum terpenuhi, karena tidak ada ancaman pemberontakan atau invasi asing.
Sidang terkait gugatan itu dijadwalkan berlangsung pada Kamis di pengadilan federal San Francisco, sementara pemerintah federal tetap bersikukuh bahwa presiden memiliki wewenang penuh dalam menentukan kebutuhan pengerahan militer berdasarkan situasi keamanan nasional.
Sementara itu, di jalan-jalan Los Angeles, ribuan warga tetap melanjutkan aksi unjuk rasa. Beberapa demonstrasi berlangsung damai, namun polisi menyebut adanya serangan dari sekelompok kecil yang memicu tembakan peluru karet dan gas ke arah massa.
Marlene Lopez (39), warga lokal yang ikut dalam demonstrasi, menyatakan bahwa ia turun ke jalan karena merasa hak-hak dasar warga terus dilanggar.
“Jika kita diam, semuanya akan berakhir. Los Angeles harus jadi pelopor perlawanan,” katanya.
Protes juga terjadi di kota-kota seperti Santa Ana, Las Vegas, Seattle, Philadelphia, dan Washington DC.
Diperkirakan, aksi akan mencapai puncaknya pada Sabtu mendatang dengan lebih dari 1.800 unjuk rasa anti-Trump yang dijadwalkan secara nasional.
Parade militer juga direncanakan di Washington DC bertepatan dengan ulang tahun ke-250 Angkatan Darat AS dan ulang tahun Presiden Trump yang ke-79. (*)
PREVIOUS ARTICLE
China Terapkan Transit Bebas Visa 10 Hari untuk Turis Indonesia