Generasi Baru 9/11: Anak-Anak Korban Serangan WTC Berjanji untuk Mengingat

Danielle Riches membacakan nama-nama pada upacara 11 September tahun lalu di New York. (foto:nytimes/mistar)
New York, MISTAR.ID
Dua puluh empat tahun setelah serangan teroris 11 September 2001, generasi baru keluarga korban kini memikul tanggung jawab untuk menjaga ingatan atas tragedi yang merenggut hampir 3.000 jiwa di Amerika Serikat.
Dalam upacara tahunan di Monumen dan Museum 9/11, New York City, Kamis (11/9/2025), anak-anak dan cucu korban ikut serta membacakan nama-nama orang yang gugur di Ground Zero, Pentagon, dan Pennsylvania.
Anak-Anak Jadi Bagian dari Tradisi
Tahun lalu, Danielle Riches (10) membacakan nama pamannya, Jimmy Riches, seorang petugas pemadam kebakaran Kota New York yang gugur saat menyelamatkan korban di menara kembar.
“Paman Jimmy, kami selalu membicarakanmu dan betapa hebatnya dirimu. Seandainya aku bisa bertemu denganmu,” ujarnya di depan ribuan peserta upacara.
Generasi baru ini tidak pernah menyaksikan langsung serangan 11 September, namun tumbuh dengan cerita tentang keberanian orang tua maupun kerabat mereka yang gugur.
Tradisi yang Diteruskan
Keluarga Riches, yang dikenal sebagai keluarga petugas pemadam kebakaran Brooklyn, menjadi contoh nyata. Tiga generasi keluarga ini pernah berdiri di panggung peringatan. Kini giliran Tommy Riches (10), putra dari Thomas Riches, yang akan membaca nama pamannya tahun ini.
Kisah serupa juga datang dari keluarga Corrigan. Tahun lalu, Kylie Corrigan (10) membacakan nama kakeknya, James J. Corrigan, seorang pensiunan kapten pemadam kebakaran New York yang saat itu bekerja sebagai direktur keselamatan kebakaran di World Trade Center.
Janji untuk Tak Pernah Melupakan
Meski bagi para siswa masa kini 9/11 hanyalah bagian dari sejarah, keluarga korban memastikan ingatan itu tetap hidup. “Kami merindukanmu seperti baru kemarin. Kami tak akan pernah melupakanmu,” kata Thomas Riches saat membacakan nama korban pada 2013, sebuah pesan yang kini diteruskan anak-anaknya.
Upacara di Ground Zero kembali diwarnai dengan pembacaan nama, musik bagpipe, lagu kebangsaan, dan hening cipta, menegaskan bahwa tragedi ini tetap menjadi luka bersama bangsa Amerika. (**/hm16)