Saturday, July 26, 2025
home_banner_first
INTERNATIONAL

Bentrok Berdarah di Perbatasan Thailand-Kamboja, 9 Warga Sipil Tewas

journalist-avatar-top
Kamis, 24 Juli 2025 16.28
bentrok_berdarah_di_perbatasan_thailandkamboja_9_warga_sipil_tewas

Perang Thailand-Kamboja semakin sengit (Foto: Istimewa/Mistar)

news_banner

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Bentrokan bersenjata pecah di sepanjang perbatasan Thailand dan Kamboja pada Kamis (24/7/2025) pagi, menewaskan sedikitnya sembilan warga sipil dan melukai belasan lainnya. Pertempuran yang melibatkan kekuatan militer besar ini menambah ketegangan lama antara kedua negara bertetangga.

Menurut militer Thailand, korban tewas tersebar di tiga provinsi: enam di Sisaket, dua di Surin, dan satu di Ubon Ratchathani. Selain itu, 14 warga terluka, termasuk seorang bocah lima tahun yang terkena ledakan roket di Distrik Kap Choeng, Provinsi Surin.

Kronologi Versi Thailand

Juru bicara militer Thailand, Letjen Surasan Kongsiri, mengklaim konflik dimulai sekitar pukul 07.35 waktu setempat. Mereka mendeteksi kehadiran UAV (drone) milik Kamboja di sekitar pangkalan militer Thailand, disusul kemunculan enam prajurit Kamboja bersenjata berat yang mendekati pagar kawat berduri.

Pihak Thailand menyatakan telah memperingatkan pasukan Kamboja untuk mundur, namun justru ditembaki terlebih dahulu. Militer Thailand membalas serangan dengan tembakan artileri dan serangan udara menggunakan enam jet tempur F-16.

"F-16 telah melepaskan tembakan!" demikian pernyataan resmi dari media sosial militer Thailand, seraya mengklaim bahwa dua komando militer Kamboja telah dihancurkan.

Klaim Kamboja: Serangan Udara Thailand adalah Agresi

Sementara itu, Kementerian Pertahanan Nasional Kamboja menyebut tindakan Thailand sebagai “agresi militer brutal dan ilegal”. Mereka menuding Thailand sengaja memprovokasi konflik dengan melancarkan serangan udara dan menjatuhkan dua bom di wilayah mereka.

Juru bicara Kementerian, Maly Socheata, menegaskan bahwa militer Kamboja siap mempertahankan kedaulatan negaranya “dengan segala cara”. Kamboja juga menyebut tindakan Thailand melanggar Piagam PBB, prinsip ASEAN, dan hukum internasional.

Warga Sipil Mengungsi, Suasana Panik di Perbatasan

Kondisi di daerah perbatasan semakin memburuk. Warga di wilayah Thailand seperti Buriram dilaporkan mulai mengungsi. Sutian Phiwchan, warga lokal, mengatakan kepada BBC, “Situasinya menegangkan. Kami benar-benar ketakutan. Anak-anak dan semuanya mengungsi.”

Pemerintah Thailand pun menutup seluruh pintu perbatasan dan memerintahkan warga negaranya untuk segera meninggalkan Kamboja.

Ketegangan Memuncak Pasca Insiden Politik

Ketegangan meningkat tajam hanya sehari setelah Thailand menarik duta besarnya dari Phnom Penh dan mengumumkan pengusiran duta besar Kamboja dari Bangkok. Langkah ini menyusul insiden ledakan ranjau yang melukai seorang prajurit Thailand, serta kebocoran percakapan antara PM Thailand Paetongtarn Shinawatra dan pemimpin Kamboja Hun Sen.

Riwayat Konflik yang Tak Pernah Reda

Hubungan Thailand-Kamboja memang telah lama dilanda ketegangan, terutama terkait sengketa wilayah perbatasan dan situs bersejarah seperti Kuil Preah Vihear. Bentrokan bersenjata juga pernah terjadi pada 2008 dan 2011.

Namun, eskalasi kali ini terbilang paling serius dalam beberapa tahun terakhir, dengan keterlibatan kekuatan militer besar, korban sipil, dan potensi krisis diplomatik regional. (*)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN