Tuesday, August 5, 2025
home_banner_first
INTERNATIONAL

Beijing dan Hong Kong Dilanda Banjir Parah, Puluhan Tewas dan Ribuan Dievakuasi

journalist-avatar-top
Selasa, 5 Agustus 2025 20.18
beijing_dan_hong_kong_dilanda_banjir_parah_puluhan_tewas_dan_ribuan_dievakuasi

Kondisi Beijing dan Hong Kong yang dilanda banjir Parah (Foto: Istimewa/Mistar)

news_banner

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Dua kota besar di Tiongkok, Beijing dan Hong Kong, dilanda bencana banjir besar secara bersamaan pada awal pekan ini, memicu evakuasi massal, gangguan layanan publik, hingga korban jiwa.

Banjir Beijing: 44 Korban Jiwa, 82.000 Warga Dievakuasi

Hujan deras memicu banjir mematikan di Beijing, menewaskan sedikitnya 44 orang dan membuat 9 orang hilang. Otoritas setempat mengevakuasi lebih dari 82.000 warga dari kawasan rawan banjir seperti Miyun, Fangshan, Mentougou, dan Huairou.

Curah hujan di wilayah pegunungan mencapai 150–200 mm, dengan intensitas 100 mm dalam enam jam.

Banjir paling parah terjadi di sebuah panti jompo di distrik Miyun, di mana 31 lansia dilaporkan tewas.

Lebih dari 70.000 orang dievakuasi, dan beberapa distrik masih berstatus siaga tinggi.

Seorang pejabat setempat mengakui adanya kekurangan dalam kesiapsiagaan bencana, sementara warga menyatakan terkejut dengan cepatnya air merendam rumah dan desa mereka.

Hong Kong: Transportasi Lumpuh, Rumah Sakit Terdampak

Di Hong Kong, pemerintah mengeluarkan peringatan cuaca tertinggi “black” pada Selasa (5/8/2025), menandai kondisi cuaca paling ekstrem.

Curah hujan mencapai 90 mm per jam, disertai lebih dari 10.000 kilatan petir dalam satu jam, dan sejumlah kawasan kota tergenang air setinggi pergelangan kaki.

Sekolah, pengadilan, layanan rawat jalan, dan fasilitas sosial ditutup sementara. Bahkan 20% penerbangan di Bandara Internasional Hong Kong dibatalkan, dan kecepatan kendaraan di Jembatan Hong Kong-Zhuhai-Macau dibatasi karena kondisi berbahaya.

Bangsal darurat rumah sakit tetap dibuka, namun layanan lainnya dihentikan. Pemerintah mengimbau warga tetap berada di lokasi aman dan menghindari aktivitas luar ruangan.

Dampak Perubahan Iklim

Para ilmuwan menegaskan bahwa cuaca ekstrem ini semakin sering terjadi akibat pemanasan global dan emisi bahan bakar fosil. Sebagai penghasil emisi terbesar dunia, China menargetkan netralitas karbon pada 2060, namun kejadian ini menunjukkan tantangan yang semakin berat dalam menghadapi krisis iklim, khususnya di kawasan perkotaan saat musim panas.(*)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN