AS Lancarkan Serangan Udara ke Kapal di Lepas Pantai Venezuela, 6 Orang Tewas

Presiden AS, Donald Trump. (foto::wallstreetjournal/mistar)
Pematangsiantar, MISTAR.ID
Militer Amerika Serikat kembali melancarkan serangan terhadap sebuah kapal di perairan internasional dekat pantai Venezuela. Presiden Donald Trump mengonfirmasi serangan ini melalui platform Truth Social, menyebut kapal tersebut terlibat dalam perdagangan narkotika dan memiliki keterkaitan dengan organisasi teroris.
"Intelijen telah mengonfirmasi bahwa kapal tersebut memperdagangkan narkoba, terkait jaringan narkotika terlarang, dan tengah melintas di rute yang diketahui digunakan oleh Organisasi Teroris yang Ditunjuk (DTO)," tulis Trump sebagaimana dikutip dari media TIME, Kamis (16/10/2025).
Serangan udara itu menyebabkan enam orang di dalam kapal tewas. Trump bersama Sekretaris Perang Pete Hegseth turut membagikan rekaman 34 detik dari serangan tersebut melalui media sosial. Video memperlihatkan sebuah kapal kecil yang langsung terbakar setelah dihantam rudal.
Serangan pada Selasa itu menjadi yang kelima sejak awal September, dengan total korban jiwa kini mencapai 27 orang. Pemerintah AS menyatakan bahwa seluruh kapal yang diserang membawa narkoba menuju wilayah Amerika Serikat.
Pada 3 Oktober lalu, Hegseth juga mengonfirmasi serangan lain yang menewaskan empat orang. "Serangan dilakukan di perairan internasional saat kapal mengangkut narkotika dalam jumlah besar menuju Amerika untuk meracuni rakyat kami," katanya melalui platform X (sebelumnya Twitter).
Namun hingga kini, Pentagon belum mempublikasikan bukti kuat bahwa kapal-kapal yang diserang memang membawa narkotika atau terkait langsung dengan organisasi teroris. Sejumlah pakar hukum juga mempertanyakan legalitas serangan ini, baik di bawah hukum nasional AS maupun hukum internasional.
Media Time dan NBC melaporkan bahwa beberapa anggota Kongres, baik dari Partai Republik maupun Demokrat, menunjukkan kekecewaan terhadap minimnya transparansi pemerintah. Briefing yang diberikan kepada parlemen disebut tidak menjelaskan dasar hukum serangan, serta tidak menyertakan rekaman video tanpa editan sebagai bukti.
Sebelumnya, Trump mengklaim bahwa kapal yang diserang pada 2 September teridentifikasi milik kartel narkoba Venezuela, Tren de Aragua, yang disebut-sebut berada di bawah kendali Presiden Nicolas Maduro.
Pemerintah Trump juga telah memberi pemberitahuan resmi kepada Kongres bahwa AS tengah berada dalam konflik bersenjata melawan organisasi narkotika yang aktif di wilayah Karibia. Dokumen yang diperoleh CNN menyebut bahwa para korban dalam kapal yang diserang adalah "pejuang ilegal", yang menurut pemerintah AS sah untuk dijadikan target militer.
Situasi ini terjadi di tengah meningkatnya tekanan terhadap Presiden Venezuela. Departemen Luar Negeri AS saat ini menawarkan hadiah sebesar US$50 juta untuk penangkapan Nicolas Maduro, naik dari sebelumnya US$25 juta pada Agustus. Pemerintah AS menuduh Maduro sebagai pimpinan dan pelindung utama kartel narkoba Venezuela.
Di sisi lain, oposisi Maduro, Maria Corina Machado, baru saja dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian pada 10 Oktober atas upayanya dalam memperjuangkan demokrasi di Venezuela. Machado menyampaikan apresiasinya kepada Donald Trump, yang sebelumnya juga mengkampanyekan dirinya untuk menerima Nobel, bersama sekutunya seperti Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. (*/hm27)
BERITA TERPOPULER





Manchester United WFC Taklukkan Atletico Madrid 1-0 di Liga Champions Wanita: Gol Rolfo Jadi Penentu




