Friday, August 22, 2025
home_banner_first
HIBURAN

Raline Shah: Bahagia Itu Bukan Flexing, Tapi Mandiri dan Tenang

journalist-avatar-top
Jumat, 22 Agustus 2025 11.49
raline_shah_bahagia_itu_bukan_flexing_tapi_mandiri_dan_tenang

Raline Shah saat menjadi pembicara dalam kegiatan edukasi tentang keuangan di Medan. (Foto: Amita Aprilia/Mistar)

news_banner

Medan, MISTAR.ID

Bagi aktris Raline Shah, kebahagiaan sejati tak diukur dari kemewahan atau gaya hidup yang dipamerkan. Menurutnya, bahagia lahir dari kemandirian dan ketenangan diri.

Meskipun saat ini banyak masyarakat menyampaikan indikator keberhasilan finansial fokus pada mobil mewah atau tas branded yang menunjukkan kesuksesan, padahal kebahagiaan sejati berasal dari nilai-nilai personal.

"Banyak yang lupa sebenarnya menunjukkan sinyal seperti itu berarti value system kita adalah kekayaan itu penting," kata Raline, berdasarkan pada pengalaman yang ia alami saat berada di Medan, Jumat (22/8/2025).

Raline menyoroti fenomena "lingkaran setan" di mana seseorang yang belum mampu memaksakan diri untuk tampil kaya agar bisa diterima dalam pergaulan tertentu. Hal ini menciptakan pertemanan yang didasari materi, bukan ketulusan.

Sebagai alternatif, ia memperkenalkan konsep JOMO (Joy of Missing Out) atau kebahagiaan karena tidak ikut-ikutan tren. Menurutnya, JOMO adalah sikap bangga pada diri sendiri yang merasa cukup dan tidak perlu mengikuti gaya hidup mahal.

"Kalau memang flexing itu value system kamu ya, silakan. Tapi aku melihat sekarang, kok semua orang value systemnya sama," ucapnya prihatin dengan tren yang berlaku.

Raline bercerita pengalamannya saat masih bersekolah di luar negeri. Ia tidak bisa menonton konser karena uang jajannya tidak cukup, meskipun teman-temannya membujuk dengan kalimat, "Hidup hanya sekali."

Alih-alih memaksakan diri, Raline memilih membuat acara sendiri bersama teman-teman yang senasib. Mereka menikmati malam dengan makan popcorn sambil mendengarkan musik bersama.

"Aku merasa tekanannya sangat terasa sekarang, dengan era media sosial yang menuntut orang untuk terus menampilkan kekayaan," ujar Staf Khusus Komdigi tersebut.

Raline menegaskan, manusia lebih dari sekadar status sosial ekonomi. Ia mengajak semua orang untuk mencari inti kebahagiaan mereka, seperti yang ia temukan pada alam dan persahabatan sejati.

Menurutnya, kebahagiaan bukanlah sesuatu yang bisa didapatkan dari luar, melainkan berawal dari ketenangan jiwa dan kemandirian diri.

"Definisi bahagia buat aku adalah tenang, sehat, dan bisa berdampak yang baik buat orang lain," ujar Raline.

Ia menegaskan, kebahagiaan tidak bisa bergantung pada orang lain, seperti orang tua atau pasangan. "Kita yang harus jadi bahagia dulu, kita punya lebih, baru kita sharing," tuturnya.

Raline menyoroti hubungan-hubungan yang terlalu terikat. Menurutnya, ketergantungan finansial, emosional, atau fisik pada orang lain adalah hal yang tidak sehat.

Baginya, kebahagiaan tertinggi adalah ketika seseorang bisa mandiri, dan jika bertemu orang lain, hubungan yang tercipta adalah interdependen, di mana keduanya saling mendukung.

"Jangan pernah sabotase diri kita untuk kebahagiaan orang lain. Kita harus bisa bahagia dulu," katanya.

Ia juga menekankan setiap orang bisa digantikan, kecuali orang tua. Oleh karena itu, jangan pernah mengorbankan diri sendiri demi kebahagiaan orang lain.

Raline mendefinisikan orang sukses sebagai mereka yang bisa bahagia dan bangga pada diri sendiri, karena telah berjuang dan berinvestasi pada ilmu serta keterampilan. Ia mengajak untuk mengubah perspektif dan tidak membandingkan diri dengan orang lain.

"Fokus ke apa yang bisa kita pelajari dari dia," ujarnya.

Raline juga mengingatkan pentingnya mencari mentor yang baik. Ia berbagi pengalamannya di masa lalu, di mana ia menyadari pertemanan yang tidak sehat dan cenderung menyerap energinya. Ia berpesan agar tidak malu menjalin pertemanan dengan orang-orang yang lebih sukses, karena hal itu bisa menjadi sumber pembelajaran. (amita/hm25)


REPORTER: