Thursday, August 7, 2025
home_banner_first
EKONOMI

Soal Warga Pilih Beras Pasar dari Ritel Buntut Oplosan, Mentan Bilang Begini

journalist-avatar-top
Kamis, 7 Agustus 2025 21.42
soal_warga_pilih_beras_pasar_dari_ritel_buntut_oplosan_mentan_bilang_begini

Mentan Andi Amran. (foto: ant/mistar)

news_banner

Jakarta, MISTAR.ID

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyambut positif tren konsumen yang belakangan ini memilih membeli beras di pasar tradisional dibanding di ritel modern. Fenomena ini ia anggap sebagai hal baik yang mampu menggerakkan perekonomian masyarakat kecil.

"Ada yang menarik, fenomena menarik, kami baru baca dari media bahwasanya penjualan di pasar tradisional meningkat karena beralih, karena bisa lihat langsung. Nah ini fenomena menarik, sangat bagus, itu sangat bagus untuk didorong," ujar Amran di Jakarta Selatan, Kamis (7/8/2025).

Menurutnya, peralihan ini bukan hanya soal preferensi kualitas, tetapi juga membuka peluang ekonomi di tingkat pedagang kecil.

"Mendorong ekonomi kerakyatan, meningkatkan ekonomi-ekonomi pedagang-pedagang kecil, itu sangat menarik, itu perlu dicermati, dan Anda juga perlu cermati, itu bagus," tuturnya.

Peralihan konsumen dari ritel ke pasar terjadi seiring kekhawatiran terhadap kualitas beras kemasan menyusul kasus beras oplosan. Sejumlah konsumen menyatakan pengalaman buruk saat membeli beras premium di ritel, mulai dari tekstur lembek hingga harga yang dinilai tidak sebanding dengan mutu.

Menanggapi hal itu, Amran memastikan beras yang beredar di ritel tetap aman dikonsumsi. Ia menjelaskan perbedaan antara beras premium dan medium hanya terletak pada tingkat kepatahan atau broken. Meski ditemukan kasus broken yang tinggi, beras tersebut tetap layak konsumsi.

"Yang pertama, sebenarnya beras yang ada di ritel, premium, medium itu itu hanya masalah kualitas, broken-nya aja. Jadi, saya ulangi lagi, kalau medium itu broken-nya 25 persen, kalau premium 15 persen, tetapi kita lihat kondisi pada saat kita cek, itu broken-nya ada yang sampai 40 persen, ada 50 persen broken-nya, ada 30 persen, 35 persen, nah itu yang terjadi," jelasnya.

"Tapi, itu semua untuk dikonsumsi itu aman, baik, enggak masalah. Hanya saja harganya terlalu tinggi dibanding kualitasnya, itu aja," lanjut Amran.

Ia juga mengimbau agar masyarakat tidak perlu khawatir membeli beras, termasuk yang dijual di ritel modern. "Enggak usah khawatir," ujarnya.

Fenomena perpindahan konsumen dari ritel ke pasar tradisional mulai tampak dalam beberapa pekan terakhir. Perubahan ini sebagian dipicu kasus hukum yang melibatkan produsen beras kemasan, serta keluhan soal mutu produk di pasaran. Sebagian pembeli kini merasa lebih nyaman membeli langsung di pasar karena bisa melihat kualitas beras secara langsung. (cnn/hm18)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN