Friday, June 27, 2025
home_banner_first
EKONOMI

Realisasi Penerimaan Pajak Sumut Capai Rp7,3 Triliun, Ekspor Sawit Terbesar

journalist-avatar-top
Kamis, 26 Juni 2025 20.21
realisasi_penerimaan_pajak_sumut_capai_rp73_triliun_ekspor_sawit_terbesar

Gedung Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kantor Wilayah Sumut I. (f: ist/mistar)

news_banner

Medan, MISTAR.ID

Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Sumatera Utara (Sumut) I, Arridel Mindra, mengungkapkan hingga akhir Mei 2025, realisasi penerimaan pajak di Sumut telah mencapai Rp7,3 triliun.

Selain itu, penerimaan dari sektor kepabeanan dan cukai juga menunjukkan angka signifikan, yakni Rp1,45 triliun, dengan beberapa komponen utama yakni Bea Masuk sebesar Rp269,73 miliar, Bea Keluar Rp1,01 triliun, dan Cukai Rp169,09 miliar

“Penerimaan bea masuk sedikit menurun karena pengaruh tarif yang diturunkan untuk komoditas seperti beras dan gula. Namun tingkat pemanfaatan perjanjian perdagangan bebas (FTA) meningkat menjadi 46 persen, dari sebelumnya 36 persen pada 2024,” ujarnya, Kamis (26/6/2025).

Arridel menambahkan, penerimaan beberapa komponen kepabeanan terdongkrak oleh peningkatan volume dan nilai ekspor, terutama dari komoditas kelapa sawit.

“Ekspor produk sawit menyumbang Rp816 miliar dari total bea keluar, dipicu oleh kenaikan harga referensi minyak kelapa sawit mentah (CPO) dan turunannya yang pada April 2025 mencapai 961,54 dolar AS per metrik ton,” katanya.

Volume ekspor secara keseluruhan meningkat 16 persen pada Mei 2025 dibandingkan April 2024. Sementara itu, penerimaan dari sektor cukai sebesar Rp169,09 miliar, ditopang oleh Cukai Hasil Tembakau (HT) yang menyumbang sekitar 39 persen. Namun, angka ini masih lebih rendah dari periode yang sama tahun lalu.

“Turunnya produksi dan permintaan pasar membuat penerimaan dari HT ikut menurun,” ucap Arridel.

Penurunan lebih tajam tercatat pada Cukai Etil Alkohol (EA) yang turun 64 persen dan Minuman Mengandung Etil Alkohol (MMEA) yang turun 12 persen. Penurunan ini mencerminkan melemahnya konsumsi terhadap barang kena cukai, yang menurut Arridel menjadi tantangan tersendiri dalam menjaga stabilitas penerimaan negara dari sektor tersebut. (amita/hm24)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN