Thursday, August 7, 2025
home_banner_first
EKONOMI

Meski Data Pertumbuhan Ekonomi BPS Diragukan, Menkeu Sri Mulyani Bilang Begini

journalist-avatar-top
Kamis, 7 Agustus 2025 15.44
meski_data_pertumbuhan_ekonomi_bps_diragukan_menkeu_sri_mulyani_bilang_begini

Menkeu Sri Mulyani saat diwawancarai. (foto: merdeka/mistar)

news_banner

Jakarta, MISTAR.ID

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani angkat bicara mengenai data pertumbuhan ekonomi Badan Pusat Statistik (BPS) yang banyak diragukan. Namun, Sri Mulyani menekankan pemerintah akan tetap mempercayai BPS. Apalagi, pemerintah juga tahu persis bagaimana metodologi perhitungan yang dilakukan BPS.

"Ya, kita selama ini menggunakan BPS kan ya. Jadi, BPS tentunya menjelaskan mengenai datanya, metodologinya, sumber informasinya. Kita tetap percaya BPS," ujarnya dikutip, Kamis (7/8/2025).

Sri Mulyani menyebut, keraguan mengenai anomali pertumbuhan ekonomi tersebut tidak sampai menjadi perhatian Presiden Prabowo Subianto. Dia menegaskan BPS tetap menjaga integritasnya terkait data-data yang disebar.

"Tidak. Ya kan kita lihat semua indikator berdasarkan BPS. Data sign mengenai rumah tangga juga dari mereka. Jadi, saya rasa BPS tetap berpegang kepada integritas dari datanya," katanya.

Sebelumnya, BPS melaporkan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Semester I 2025 mengalami perlambatan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh Edy Mahmud, menjelaskan bahwa ekonomi nasional pada kuartal II-2025 tumbuh sebesar 4,99 persen secara tahunan (year on year/yoy). Angka ini tercatat lebih rendah dibandingkan pertumbuhan Semester I-2024 yang mencapai 5,08 persen.

"Kumulatif ekonomi Indonesia pada Semester I 2025 itu mencapai 4,99 persen," ujar Edy, dalam konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Jakarta, dikutip, pada Rabu (6/8/2025).

Edy menyebut meskipun pertumbuhan pada kuartal II-2025 tercatat mencapai 5,12 persen, capaian pada kuartal I-2025 yang hanya sebesar 4,87 persen membuat angka kumulatif Semester I sulit menembus level di atas 5 persen.

Karena pertumbuhan ekonomi di kuartal I cukup rendah, maka meskipun kuartal II lebih tinggi, tetap belum mampu mengerek pertumbuhan kumulatif semester ke level di atas 5 persen.

Ia menambahkan, angka pertumbuhan ini dihitung berdasarkan nilai tambah dari kedua kuartal yang kemudian dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (cumulative to cumulative/c to c).

"Ini selama Kuartal I dan Kuartal II digabungkan yang nilai tambahnya, kemudian kita bandingkan dengan nilai tambah yang ada pada periode yang sama pada tahun lalu atau c to c, maka diperoleh pertumbuhan ekonomi di Semester I 2025," ucap Edy. (kompas/hm18)

REPORTER: