Inflasi Juni 2025 di Sumut Turun Drastis Jadi 1,25 Persen

Kepala BPS Sumut, Asim Saputra menyebutkan secara year on year inflasi Juni 2025 di Sumut. (f:amita/mistar)
Medan, MISTAR.ID
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) menuturkan inflasi secara year on year (y-o-y) periode Juni 2025 mengalami penurunan menjadi 1,25 persen, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 108,08.
Pada periode yang sama tahun 2024, inflasi Sumut tumbuh di angka 3,35 persen.
Namun secara month to month (m-to-m) mengalami deflasi sebesar 0,19 persen. Dan pada year-to-date (y-to-d) mengalami peningkatan inflasi sebanyak 0,77 persen.
"Inflasi ini terjadi karena ada kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks 11 kelompok pengeluaran," kata Kepala BPS Sumut, Asim Saputra, Selasa (1/7/2025).
Adapun indeks kelompok yang mempengaruhi, yaitu makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,11 persen, pakaian dan alas kaki 1,55 persen, perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga 0,68 persen, perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,07 persen, dan kesehatan 2,62 persen.
"Selanjutnya, pada transportasi memberikan andil indeks sebesar 1,10 persen, informasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,17 persen, rekreasi, olahraga, dan budaya 1,18 persen, pendidikan 1,06 persen, penyediaan makanan dan minuman/restoran 2,10 persen, dan perawatan pribadi dan jasa lainnya 10,26 persen," ucap Asim.
Komoditas dominan yang memberikan andil inflasi secara y-o-y pada Juni 2025, yaitu emas perhiasan 0,45 persen, ikan dencis 0,21 persen, minyak goreng 0,16 persen, beras 0,16 persen, dan Sigaret Kretek Mesin (SKM) 0,15 persen.
Komoditas dominan yang memberikan andil inflasi secara m-to-m pada Juni 2025, yaitu beras 0,10 persen, angkutan udara 0,04 persen, emas perhiasan 0,03 persen, ikan kembung/ikan gembung/ikan banyar/ikan gembolo/ikan aso-aso 0,02 persen, dan kontrak rumah 0,02 persen.
"Adapun kelompok pengeluaran yang memberikan andil inflasi secara y-o-y, yaitu kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,60 persen, penyediaan makanan dan minuman/restoran 0,18 persen, transportasi 0,11 persen, perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga 0,11 persen," ujarnya.
Asim menyampaikan, terdapat kelompok pengeluaran yang tidak memberikan andil yang signifikan terhadap inflasi y-o-y, yaitu perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga. (amita/hm16)