Tuesday, July 1, 2025
home_banner_first
EKONOMI

Cabai Merah Penyumbang Deflasi Terbesar di Sumut, BPS: Petani Jangan Jual Semua ke Pasar

journalist-avatar-top
Selasa, 1 Juli 2025 18.19
cabai_merah_penyumbang_deflasi_terbesar_di_sumut_bps_petani_jangan_jual_semua_ke_pasar

Deflasi Sumut secara m-to-m menjadi 0,19 persen, cabai merah jadi penyumbang terbesar.(f:amita/mistar)

news_banner

Medan, MISTAR.ID

Provinsi Sumatera Utara (Sumut) berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan Juni dibanding Mei 2025, mengalami penurunan deflasi secara month to month (m-to-m) menjadi 0,19 persen, sebelumnya 0,33 persen.

Penyumbang deflasi tertinggi, terdapat pada komoditas cabai merah, yang menyumbang andil sebesar 0,17 persen secara m-to-m.

Secara year to date (y-to-d) menyumbang andil deflasi sebesar 26,78 persen. Andil deflasi cabai merah terdalam, terjadi di Kabupaten Deli Serdang yaitu 0,29 persen dan terendah adalah Kota Pematangsiantar sebesar 0,07 persen.

Kepala BPS Sumut, Asim Saputra, mengatakan, pasar cabai tetap bisa menguntungkan petani jika ada pasca olah atau pasca panen.

"Tahan saja sebagian ke petani, jangan semua diberikan kepada pasar. Cabai-cabai tersebut mungkin bisa diolah menjadi cabai kering, yang tentu bisa meningkatkan nilai tambah pelaku usaha pertanian," katanya, Selasa (1/7/2025).

Menurut Asim, perangkat daerah harus bekerja keras meyakinkan petani untuk tidak melepas semuanya ke pasar. Sekarang, hubungan pemerintah kuat pada pelaku UMKM dan sebenarnya adalah momentum bagus untuk para petani agar menjadi lebih sejahtera.

"Komoditas dominan lainnya yang memberikan andil deflasi secara year on year (y-on-y) pada Juni 2025, yaitu cabai merah 0,76 persen, bawang merah 0,19 persen, cabai rawit 0,11 persen, kentang 0,08 persen, dan cabai hijau 0,07 persen," tuturnya.

Secara m-to-m, komoditas yang dominan memberikan andil deflasi pada Juni 2025, yaitu cabai merah sebesar 0,17 persen, tomat 0,06 persen, bawang putih 0,05 persen, bawang merah 0,05 persen, dan daging ayam ras 0,03 persen.

"Untuk tomat, secara y-to-d memberikan andil 12,83 persen. Andil deflasi terdalam di Kabupaten Deli Serdang sebesar 0,09 persen, paling sedikit terjadi di Kota Medan dan Kota Padangsidimpuan hanya 0,04 persen," ucapnya.

Asim mengatakan harus bersyukur, karena produksi hortikultura melimpah, stok pagi juga masih bagus. Tapi di sisi lain, harus bisa membantu para petani.

"Makanya masukan-masukan dari BPS ini diharapkan bisa memberikan ruang kepada pemerintah daerah, untuk melakukan terobosan terutama menjaga nilai tukar petani, terutama bagaimana mengendalikan inflasi sehingga harga tetap bisa dijangkau oleh masyarakat," ujarnya. (amita/hm16)



REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN