IHSG Menguat 1,84 Persen ke Level 8.238, Saham Perbankan Jadi Pendorong Utama


Pengunjung melihat pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta. (B-Universe Photo/Mohammad Defrizal)
Medan, MISTAR.ID
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup menguat signifikan, mencapai level 8.238,084 atau naik 1,84 persen pada perdagangan hari ini. Penguatan ini sejalan dengan tren positif mayoritas bursa saham di Asia. Namun, sentimen safe haven seperti emas dan Rupiah justru bergerak berlawanan arah.
Pengamat Ekonomi Universitas Islam Sumatera Utara, Gunawan Benjamin, menyebut penguatan IHSG didominasi oleh saham-saham perbankan besar seperti BBCA, BBRI, BMRI, dan BBNI, serta saham-saham likuid lainnya seperti TLKM, UNTR, GOTO, ANTM, hingga ASII.
"Penguatan kinerja pasar saham lebih banyak dimotori oleh membaiknya sentimen non-ekonomi di pasar Asia. Dan secara teknikal, pasar saham tanah air yang sempat mengalami tekanan hebat sebelumnya, menjadi sangat menarik untuk diakumulasi disaat sentimen di pasar sangat mendukung," kata Gunawan, Selasa (21/10/2025).
Baca Juga: IHSG Naik 1,84 Persen ke 8.238, Didorong Saham Blue Chip dan Ekspektasi Penurunan BI Rate
Berbeda dengan IHSG, kinerja mata uang Rupiah justru melemah pada sesi perdagangan sore. Rupiah sempat nyaris menyentuh Rp16.600, tepatnya di level Rp16.595 per US Dolar, sebelum akhirnya ditutup di level Rp16.585 per Dolar AS.
Menurut Gunawan, pelemahan Rupiah ini tidak banyak dipengaruhi oleh sentimen pasar harian, melainkan karena menjelang keputusan BI Rate yang akan diumumkan besok oleh Bank Indonesia (BI).
Pelemahan semacam ini, katanya, kerap terjadi menjelang pengumuman suku bunga acuan.
Sementara itu, di pasar komoditas, harga emas dunia mengalami tekanan jual (profit taking) sepanjang sesi perdagangan. Emas ditransaksikan turun ke level 4.269 Dolar AS per ons troy, atau sekitar Rp2,3 juta per gram.
"Tekanan jual pada harga emas lebih dipengaruhi oleh sentimen teknikal," ujar Gunawan.
(hm17)
BERITA TERPOPULER









