Harga Minyak Dunia Naik Imbas Konflik AS-Iran, IHSG dan Rupiah Tertekan

Ilustrasi. (f: ist/mistar)
Medan, MISTAR.ID
Harga minyak mentah dunia mengalami lonjakan setelah serangan militer Amerika Serikat terhadap Iran. Minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) tercatat naik ke level USD 74,3 per barel, sementara Brent menyentuh USD 76 per barel.
Pengamat Ekonomi dari Universitas Islam Sumatera Utara (UISU), Gunawan Benjamin, menilai kenaikan harga minyak tersebut dipicu langsung oleh meningkatnya eskalasi geopolitik di Timur Tengah.
“Harga minyak naik sebagai respons atas ketegangan antara AS dan Iran. Namun dampaknya tidak terbatas pada harga energi, melainkan juga menjalar ke pasar keuangan global,” ujar Gunawan, Senin (23/6/2025).
Menurutnya, ketegangan geopolitik telah memicu aksi jual di pasar saham. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah ke bawah level 6.800, sementara nilai tukar rupiah terdepresiasi hingga mencapai Rp16.500 per dolar AS.
“Respons negatif dari pasar menunjukkan kekhawatiran bahwa eskalasi konflik akan memperburuk kondisi ekonomi global,” katanya.
Gunawan menambahkan, jika konflik berlanjut dan harga minyak terus naik, dampaknya bisa langsung terasa pada sektor energi dalam negeri, termasuk potensi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan inflasi.
“Harga BBM bisa saja naik jika pemerintah tidak melakukan intervensi. Tapi jika tetap ditahan, maka kemungkinan dilakukan penghematan atau penyesuaian fiskal di sektor lain,” ucapnya.
Ia juga memperingatkan bahwa pelemahan rupiah dapat memperparah tekanan inflasi, terutama pada barang-barang impor. “Rupiah yang lemah membuat biaya impor lebih mahal. Jika hal ini berlangsung lama, maka harga barang dan jasa akan meningkat, memicu inflasi yang lebih tinggi,” ujarnya.
Gunawan menilai perang yang melibatkan negara-negara besar akan menciptakan kompleksitas ekonomi yang sulit diatasi dalam jangka pendek. Terlebih, Indonesia saat ini juga menghadapi tantangan lain seperti perlambatan ekonomi domestik dan belum pastinya hasil negosiasi tarif perdagangan dengan Amerika Serikat.
“Daftar tantangan ekonomi nasional terus bertambah. Perang, pelemahan rupiah, dan inflasi adalah masalah serius yang harus diwaspadai,” tuturnya. (amita/hm24)