Monday, June 23, 2025
home_banner_first
INTERNATIONAL

Krisis Energi Global Mengancam, Harga Minyak Melonjak Imbas Ketegangan AS-Iran

journalist-avatar-top
Senin, 23 Juni 2025 08.15
krisis_energi_global_mengancam_harga_minyak_melonjak_imbas_ketegangan_asiran_

Pabrik minyak Iran (f:ist/mistar)

news_banner

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Ketegangan militer yang meningkat antara Amerika Serikat dan Iran tidak hanya berdampak pada stabilitas geopolitik kawasan, tetapi juga memicu guncangan ekonomi global khususnya di sektor energi. Serangan bom timbal balik yang melibatkan Iran dan Israel turut memicu lonjakan harga minyak dunia.

Dalam beberapa hari terakhir, harga minyak melonjak hingga mendekati $78 per barel (Rp1.248.000 per barel dikonversi Rp16 ribu/dolar), mencatat kenaikan sekitar 13% dibandingkan periode sebelum konflik. Ketidakpastian dan risiko terhadap pasokan menjadi pemicu utama lonjakan harga tersebut.

Faktor kunci dari potensi krisis ini adalah Selat Hormuz, jalur sempit strategis yang menjadi satu-satunya akses utama bagi ekspor minyak dari Teluk Persia ke pasar global. Sekitar 20% dari total pasokan minyak dunia melewati perairan ini setiap harinya, menjadikannya salah satu titik paling vital dalam rantai distribusi energi global.

Menurut laporan Bloomberg dan data TankerTrackers, pada Senin (23/6/2025), ekspor minyak Iran bahkan meningkat menjadi 2,33 juta barel per hari, meskipun wilayahnya tengah dilanda konflik. Namun, para ahli memperingatkan bahwa blokade atau penutupan Selat Hormuz oleh Iran akan menjadi skenario bencana, yang bisa menyebabkan gangguan besar terhadap pasokan dan melambungkan harga energi dunia.

Mengutip The Washington Post, penutupan selat ini diperkirakan bisa menyebabkan penurunan hingga 20% pasokan minyak global. Dampaknya akan terasa luas mulai dari kenaikan harga bahan bakar dan energi di konsumen akhir, hingga terganggunya stabilitas industri yang bergantung pada pasokan energi murah dan stabil.

Gejolak ini memperlihatkan betapa rapuhnya perekonomian dunia ketika terjebak dalam tarik-menarik kepentingan politik dan kekuatan militer. Dalam lanskap geopolitik yang semakin bergejolak, muncul kekhawatiran bahwa para pemimpin global, termasuk Donald Trump, Benjamin Netanyahu, dan Vladimir Putin, kian tak ragu menggunakan kekuatan militer sebagai alat negosiasi dan dominasi.

Kini, dunia berada di ambang krisis energi yang lebih luas didorong oleh dinamika politik yang menjadikan minyak sebagai senjata, bukan hanya komoditas. (*)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN