Siantar Alami Deflasi 0,17 Persen, Begini Respons Akademisi

Akademisi Universitas Simalungun, Dr Darwin Damanik. (f:abdi/mistar)
Pematangsiantar, MISTAR.ID
Kota Pematangsiantar mengalami deflasi 0,17 persen (mtm) pada bulan Mei 2025. Menurut Akademisi Universitas Simalungun (USI), Dr Darwin Damanik menyebut Pematangsiantar mengalami deflasi 0,17 persen dikarenakan andil dari komoditas cabai merah yang mengalami penurunan harga di pasar.
"Deflasi sebesar 0,17 persen masih tergolong aman, terutama jika terjadi dalam waktu singkat. Secara teori, deflasi dalam kisaran 0 persen hingga 1 persen dapat ditoleransi tanpa menimbulkan dampak negatif yang signifikan," ujarnya kepada Mistar.id, Selasa (3/6/2025).
Darwin menjelaskan jika deflasi berlanjut dapat menciptakan siklus negatif di mana harga terus turun, yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
"Kebijakan yang dapat diambil oleh Pemerintah dan Bank Indonesia perlu memantau situasi ini dan mungkin perlu mengambil langkah-langkah untuk mendorong konsumsi dan investasi agar tidak terjebak dalam deflasi yang berkepanjangan," katanya.
Darwin menambahkan ada dampak positif dan dampak negatif dari keberadaan deflasi bagi Kota Pematangsiantar.
"Deflasi dapat menyebabkan penurunan harga barang dan jasa, yang meningkatkan daya beli masyarakat. Namun, dampak negatifnya termasuk meningkatnya pengangguran dan perlambatan ekonomi, karena pelaku usaha cenderung mengurangi produksi dan investasi," tuturnya.
Darwin menuturkan banyak hal yang dapat terjadi jika deflasi terus terjadi, yaitu penurunan pendapatan usaha, penurunan upah, kredit macet, meningkatnya pengangguran, penurunan pajak, dan resesi ekonomi. (Abdi/hm18)