Butuh Dukungan, Pengrajin Tanjak Melayu Ingin Buka Galeri

Abas Syahputra menunjukkan Tanjak Melayu yang dibuatnya. (f: sembiring/mistar)
Deli Serdang, MISTAR.ID
Tanjak Melayu dikenal sebagai ikat kepala khas pria Melayu yang terbuat dari kain songket atau kain tenun lainnya. Dibentuk dengan teknik tertentu hingga membentuk model atau gaya tertentu.
Tanjak tidak hanya sekadar pelengkap, namun termasuk simbol utama identitas masyarakat Melayu.
Salah satu pengrajin tanjak adalah Abas Syahputra, 40 tahun, warga Dusun III Desa Denai Lama Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang. Sudah 2 tahun ayah 3 anak tersebut menjadi pengrajin tanjak.
"Saya dibantu pemerintah desa dengan meminjamkan dua unit mesin jahit agar memudahkan pekerjaan. Bahannya seperti kain songket yang dibuat jadi tanjak," katanya, Minggu (1/6/2025) sore.
Tanjak yang dibuat Abas kemudian dijual dan bisa menambah penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Abas berharap Pemerintah Kabupaten Deli Serdang atau Provinsi Sumatera Utara dapat memberinya bantuan mesin jahit, bukan sekadar meminjamkan.
"Karena ada keinginan saya untuk membuat galeri tanjak di rumah," tuturnya.
Dijelaskan Abas, saat ini ia membuat dua jenis tanjak yakni tanjak warisan dan tanjak kreasi.
"Tanjak warisan itu seperti Tanjak Tebing Runtuh, Tanjak Mahkota Alam, Tanjak Ajutan Bingas, Tanjak Bulang bidang dan lainnya," ucapnya.
Menurut keterangan Abas, Tanjak Ajutan Bingas pernah disematkan kepada Bupati Deli Serdang Asri ludin Tambunan ketika berkunjung ke Pasar Kamu Pantai Labu.
"Sedangkan tanjak Mahkota Alam pernah disematkan kepada Wakil Bupati Deli Serdang Lom Lom Suwondojuga ketika berkunjung ke Pasar Kamu," terangnya.
Selain membuat tanjak, Abas juga membuat kain samping yang semuanya dibuat sendiri di rumah. Harganya mulai Rp60.000 hingga Rp350.000 per buah.
“Saya membuatnya jika ada pesanan saja. Karena tidak ada stok, masih kekurangan modal,” ucapnya.
Kepala Desa Denai Lama Parnu mengatakan tetap berkomitmen membantu warganya yang mempunyai ide kreatif di bidang apa pun dan bertujuan membangun desa, hingga pengrajin.
"Kami juga turut membantu mempromosikan hasil karya warga desa termasuk Abas di galeri atau di rumah produksi Desa Denai Lama," ucapnya. (sembiring/hm20)