Thursday, April 24, 2025
home_banner_first
INTERNATIONAL

Cina Peringatkan soal Kesepakatan Dagang dengan AS yang Rugikan Beijing

journalist-avatar-top
Senin, 21 April 2025 10.43
cina_peringatkan_soal_kesepakatan_dagang_dengan_as_yang_rugikan_beijing

Ilustrasi perang dagang China dengan AS. (f:dok/mistar)

news_banner

Beijing, MISTAR.ID

Pemerintah Cina memperingatkan negara-negara lain agar tidak menandatangani kesepakatan perdagangan dengan Amerika Serikat yang merugikan kepentingan Cina.

Peringatan ini datang di tengah meningkatnya tensi dalam perang antara dua ekonomi terbesar dunia.

Dalam pernyataan resmi yang dirilis, Senin (21/4/2025, Kementerian Perdagangan Cina menegaskan bahwa Beijing menghormati upaya negara lain untuk menyelesaikan perbedaan ekonomi dengan dialog melalui yang setara.

Namun, Cina akan menentang keras setiap kesepakatan yang dibuat dengan mengorbankan kepentingan nasionalnya.

Tindakan Balasan Tegas dan Setimpal

Dilansir dari media Reuters, juru bicara Kementerian Perdagangan mengatakan bahwa Beijing akan mengambil tindakan balasan yang tegas dan setimpal jika ada negara yang mencari keuntungan perdagangan dengan AS sambil membatasi hubungan ekonominya dengan Cina.

Pernyataan itu muncul sebagai tanggapan terhadap laporan bahwa pemerintahan Presiden Donald Trump tengah menyusun strategi untuk menekan negara-negara mitra agar mengurangi perdagangan dengan Cina sebagai ketidakseimbangan atas pengurangan atau pengecualian tarif dari AS.

Menurut laporan Bloomberg, strategi tersebut bahkan bisa mencakup sanksi ekonomi atau pembatasan akses pasar bagi negara yang tidak sejalan dengan kebijakan perdagangan Washington.

Cina mengkritik keras langkah tersebut, menuduh AS menyalahgunakan kebijakan tarif untuk keuntungan sepihak.

Juru bicara tersebut juga menuding AS menggunakan dalih 'keadilan perdagangan' untuk memaksakan negosiasi sepihak dan merugikan mitra dagangnya.

Tolak Intimidasi Perang Tarif

Di tengah memanasnya ketegangan, Presiden Cina Xi Jinping melakukan kunjungan diplomat ke tiga negara Asia Tenggara pekan lalu, mendorong kerja sama daerah dan menolak intimidasi dalam bentuk perang tarif.

"Tidak ada pemenang dalam perang dagang dan perang tarif," tulis Xi dalam sebuah artikel opini yang diterbitkan di media Vietnam, tanpa menyebut langsung Amerika Serikat.

Sementara itu, beberapa negara seperti Jepang dan Indonesia mulai menyesuaikan kebijakan perdagangan mereka.

Jepang dikabarkan mempertimbangkan peningkatan impor kedelai dan beras dari AS, sementara Indonesia berencana menambah impor komoditas dari Amerika dan mengurangi dari negara lain untuk meredam tekanan tarif.

Sebagai catatan, AS telah mengecualikan sejumah negara dari tarif impor sejak 2 April, namun China tetap menjadi target utama kebijakan perdagangan agresif Washington. (*/hm27)

REPORTER:

RELATED ARTICLES