Thursday, April 24, 2025
home_banner_first
INTERNATIONAL

Rusia dan Ukraina Saling Tuduh Langgar Gencatan Senjata Paskah

journalist-avatar-top
Senin, 21 April 2025 08.39
rusia_dan_ukraina_saling_tuduh_langgar_gencatan_senjata_paskah

Ilustrasi, Rusia dan Ukraina.

news_banner

Moskow, MISTAR.ID

Rusia dan Ukraina saling melontarkan tuduhan pelanggaran terhadap gencatan senjata Paskah yang hanya berlangsung satu hari. Gencatan senjata ini diumumkan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin, namun tidak diperpanjang meskipun ada seruan dari berbagai pihak internasional.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy kembali menegaskan kesediaan negaranya untuk menghentikan serangan selama 30 hari demi perdamaian, sementara Amerika Serikat menyamakan dukungannya terhadap perpanjangan jeda kemanusiaan tersebut.

Gencatan Senjata Tidak Diperpanjang

Pada Sabtu, Putin memerintahkan penghentian aktivitas militer di sepanjang garis depan hingga tengah malam waktu Moskow (2100 GMT) hari Minggu.

Namun, menurut juru bicara Kremlin Dmitry Peskov yang dikutip oleh kantor berita TASS, tak ada perintah tambahan untuk memperpanjang gencatan senjata.

Ukraina Laporkan Ribuan Pelanggaran

Presiden Zelenskyy menyebut pasir Rusia telah melakukan hampir 3.000 pelanggaran terhadap kesepakatan gencatan senjata.

Ia juga menyatakan bahwa militer Ukraina diperintah untuk membalas sesuai dengan tindakan yang dilakukan oleh tentara Rusia.

"Kami akan menanggapi keheningan dengan diam, serangan kami akan menjadi respon terhadap serangan Rusia," kata Zelenskyy melalui kanal Telegram resminya, dilansir media Reuters, Senin (21/4/2025).

Menurutnya, serangan paling intens terjadi di garis depan dekat kota Pokrovsk, Ukraina timur.

Rusia Tuduh Ukraina Lakukan Serangan Drone dan Artileri

Di sisi lain, Kementerian Pertahanan Rusia menuduh Ukraina telah melanggar gencatan senjata lebih dari 1.000 kali.

Mereka mengklaim bahwa pasar Ukraina menembaki posisi Rusia sebanyak 444 kali dan melancarkan lebih dari 900 serangan menggunakan pesawat nirawak (drone), termasuk di wilayah perbatasan seperti Bryansk, Kursk, dan Belgorod.

"Akibatnya, ada kematian dan cedera di antara penduduk sipil, serta kerusakan fasilitas sipil," kata pernyataan resmi kementerian tersebut.

Amerika Serikat Desak Kesepakatan Perdamaian

Sementara itu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan harapannya agar kesepakatan perdamaian dapat tercapai "minggu ini".

Namun, pada Jumat sebelumnya, Trump bersama Menteri Luar Negeri Marco Rubio memperingatkan bahwa AS akan menarik diri dari upaya perdamaian jika tidak ada tanda-tanda kemajuan nyata. (*/hm27)

REPORTER:

RELATED ARTICLES