Byrnihat, Kota Paling Tercemar di Dunia: Warga India Derita Masalah Pernapasan dan Kulit


Ilustrasi kota yang tercemar polusi udara. (f:metaai/mistar)
Byrnihat, MISTAR.ID
Kota Byrnihat di perbatasan negara bagian Assam dan Meghalaya, India, dinobatkan sebagai wilayah metropolitan paling tercemar di dunia menurut laporan terbaru dari Swiss Group IQAir.
Salah satu kasus yang menggambarkan krisis ini adalah Sumaiya Ansari, balita berusia dua tahun yang mengalami gangguan pernapasan parah hingga harus mendapat bantu oksigen di rumah sakit, pada bulan Maret.
"Itu sangat menakutkan. Dia bernapas seperti ikan," kata Abdul Halim, ayah Sumaiya dilansir media Reuters, Senin (21/4/2025).
Data Polusi Udara Byrnihat 2024
Tingkat rata-rata tahunan PM2.5 di Byrnihat pada 2024 tercatat mencapai 128,2 mikrogram per meter kubik, menurut IQAir, lebih dari 25 kali lipat batas aman yang direkomendasikan oleh WHO.
PM2.5 adalah partikel halus berukuran kurang dari 2,5 mikron yang dapat masuk ke paru-paru dan menyebabkan berbagai penyakit serius seperti asma, penyakit jantung, dan kanker paru-paru.
Dampak Kesehatan dan Lingkungan
Menurut data pemerintah India, jumlah kasus infeksi saluran pernapasan di wilayah ini meningkat tajam dari 2.082 kasus pada 2022 menjadi 3.681 kasus pada 2024.
"Sembilan puluh persen pasien yang datang setiap hari mengalami batuk atau gangguan pernapasan," ujar Dr. J Marak dari Byrnihat Primary Healthcare Centre.
Warga setempat juga melaporkan keluhan seperti ruam kulit, iritasi mata, dan kerusakan tanaman. Polusi ini bahkan mengganggu aktivitas sehari-hari seperti menjemur pakaian.
"Semuanya tertutup debu dan jelaga," kata Dildar Hussain, seorang petani setempat.
Baca Juga: Heboh Anggur Shine Muscat Tercemar Pestisida, Badan Karantina Indonesia: Pengawasan Ketat
Faktor Penyebab: Industri dan Topografi
Byrnihat merupakan rumah bagi sekitar 80 industri, banyak di antaraya berkontribusi besar terhadap politik udara.
Selain itu, emisi dari kendaraan berat dan lokasi kota yang berada di antara perbukitan Meghalaya dan dataran Assam, membentuk semacam "mangkuk", membuat polutan sulit menghilang.
"Tidak ada ruang bagi polutan untuk menyebar," ujar Arup Kumar Misra, Ketua Dewan Pengendalian polusi Assam.
Setelah laporan IQAir dirilis pada Maret, pemerintah Assam dan Meghalaya sepakat untuk membentuk komite bersama guna menangani krisis polusi di Byrnihat. (*/hm27)