Wednesday, May 14, 2025
home_banner_first
SUMUT

Pendidikan Belum Merata Jadi Penyebab Ketimpangan Gender di Palas

journalist-avatar-top
Selasa, 13 Mei 2025 17.46
pendidikan_belum_merata_jadi_penyebab_ketimpangan_gender_di_palas

Ilustrasi ketimpangan gender di Kabupaten Padanglawas. (f:ist/mistar)

news_banner

Medan, MISTAR.ID

Pengamat Sosial Universitas Sumatera Utara (USU), Agus Suriadi menyebut banyak faktor yang menyebabkan ketimpangan gender di Kabupaten Padanglawas (Palas), diantaranya pendidikan, pekerjaan dan ekonomi, kesehatan, serta norma sosial dan budaya.

"Akses pendidikan belum merata antara laki-laki dan perempuan, itu dapat menjadi penyebab utama. Perempuan cenderung memiliki akses yang terbatas terhadap pendidikan, hal tersebut mempengaruhi kemampuan mereka bersaing di dunia kerja," katanya kepada Mistar, Selasa (13/5/2025).

Ketimpangan gender yang tinggi di Kabupaten Padanglawas perlu dianalisis dari berbagai aspek untuk memahami penyebab dan dampaknya. Kemudian, menurutnya, masih banyak perempuan yang terjebak pekerjaan informal atau sektor ekonomi yang imbalannya tidak adil.

"Selain itu, ada norma sosial yang menganggap pekerjaan tertentu hanya untuk laki-laki. Selain itu, perempuan sering menghadapi tantangan terkait perawatan kesehatan yang memadai, terutama kesehatan reproduksi," ujarnya.

Dia mengatakan ada stigma dan norma budaya yang membuat perempuan berada pada posisi yang lebih rendah. "Itu yang membuat partisipasi mereka dalam pengambilan keputusan," katanya.

Selain itu, dia juga menilai ketimpangan gender bisa menghambat pembangunan sosial dan ekonomi suatu daerah. Ketika perempuan tidak diberdayakan, potensi mereka dalam kontribusi ekonomi dan masyarakat terhambat.

"Untuk mengatasi ketimpangan gender yang terjadi di Padanglawas, pemerintah daerah perlu meningkatkan akses pendidikan melalui berbagai program untuk pendidikan perempuan," tuturnya.

Dikatakannya, libatkan perempuan dalam sektor formal dan memberikan pelatihan kewirausahaan sehingga bisa mengurangi ketimpangan ekonomi.

"Mengubah norma sosial diskriminatif terhadap perempuan dengan cara kesadaran dan edukasi. Meningkatkan akses layanan kesehatan yang ramah perempuan, dan edukasi kesehatan reproduksi," katanya.

Dengan langkah tersebut, menurutnya, ketimpangan gender di Kabupaten Padanglawas bisa diminimalisir. Namun, perlu juga upaya kolaboratif dari pemerintah, masyarakat, dan organisasi non pemerintah.

"Dengan berkurangnya ketimpangan gender, tidak hanya kesejahteraan perempuan, tapi juga memajukan masyarakat secara keseluruhan," ucapnya. (Amita/hm18)

REPORTER:

RELATED ARTICLES