Friday, June 6, 2025
home_banner_first
SUMUT

Kasihan, Pedagang Lansia di Labura Tertipu Uang Palsu Saat Jualan Keliling

journalist-avatar-top
Rabu, 4 Juni 2025 21.05
kasihan_pedagang_lansia_di_labura_tertipu_uang_palsu_saat_jualan_keliling

Wak Upik, pedagang kacang dan jagung rebus, menjadi korban pembeli yang membayar dengan uang palsu di kawasan Aekkanopan. (f:ist/mistar)

news_banner

Labura, MISTAR.ID

Kasus peredaran uang palsu pecahan 50.000 meresahkan masyarakat, khususnya para pedagang kecil di Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura), tepatnya di wilayah Kecamatan Kualuh Hulu dan Kualuh Selatan. Dalam dua hari terakhir, dua pedagang lanjut usia menjadi korban.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Mistar, Rabu (4/6/2025), kedua korban adalah Siti Herawati, pedagang ikan di Pekan Rabu Desa Damuli Pekan, dan Upik, pedagang kacang dan jagung rebus yang biasa berkeliling menggunakan sepeda.

Siti Herawati menceritakan pengalamannya saat ditemui melalui aplikasi pesan. Ia baru menyadari menjadi korban ketika menghitung hasil penjualan ikannya.

"Kejadian sekitar pukul 10.00 WIB. Pas saat itu ada seorang ibu yang membeli dengan pecahan 50.000. Saya udah curiga, kok uangnya beda," jelasnya.

Setelah suasana pasar mulai sepi, Herawati kembali memeriksa uang tersebut dan mendapati bahwa uang itu berbeda dengan pecahan lainnya.

"Setelah pembeli sepi, saya lihatlah uang yang masuk ke tas plastik tadi. Tapi banyak beda dengan uang pecahan 50.000 lainnya," ujarnya.

Sehari sebelumnya, korban serupa dialami Upik, seorang wanita lanjut usia yang menjual jajanan rebus keliling. Ia mengetahui uang tersebut palsu setelah salah satu pembeli mengembalikan uang Rp50.000 yang diterimanya karena tampak mencurigakan.

"Uangnya ternyata palsu. Saya juga tidak sadar, karena biasanya langsung masukkan ke kantong. Tahunya pas dikembalikan pembeli yang bayar pakai uang Rp100.000," ujar Upik dengan nada kecewa.

Kejadian ini menambah kekhawatiran para pedagang kecil yang selama ini mengandalkan transaksi tunai dalam kegiatan jual-beli mereka. Hingga berita ini diturunkan, belum ada laporan resmi dari para korban ke pihak berwajib.

Masyarakat diimbau lebih waspada dan memeriksa dengan teliti setiap uang yang diterima, terutama dalam pecahan besar, untuk menghindari menjadi korban berikutnya. (sunusi/hm17)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN