Wednesday, October 8, 2025
home_banner_first
SIANTAR SIMALUNGUN

Program GPM Bikin Pedagang Beras SPHP di Pasar Horas Siantar Merugi

Jumat, 22 Agustus 2025 18.55
program_gpm_bikin_pedagang_beras_sphp_di_pasar_horas_siantar_merugi

Situasi Pasar Horas Pematangsiantar. (foto: istimewa/mistar)

news_banner

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Pedagang beras di Pasar Horas, Kota Pematangsiantar mengeluhkan penurunan penjualan beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) sejak pelaksanaan program Gerakan Pangan Murah (GPM) pemerintah. Harga jual yang masih tinggi serta pembatasan pembelian dari Bulog membuat mereka kesulitan bersaing.

Seorang pedagang, Desi, 26 tahun, mengatakan sejak momen perayaan Hari Kemerdekaan RI, permintaan beras SPHP di lapaknya terus menurun. Pasalnya, masyarakat lebih memilih membeli beras dari program GPM yang dinilai lebih murah dan mudah diakses.

“Harga beras SPHP di sini Rp65.000 per karung isi 5 kilogram. Tapi karena ada GPM yang jual Rp58.000, ya pembeli larinya ke sana. Apalagi GPM sering buka di luar pasar,” ucapnya, Jumat (22/8/2025).

Desi menjelaskan pedagang hanya diperbolehkan mengambil maksimal dua ton beras SPHP dari Bulog, dengan aturan penjualan ketat. Konsumen pun hanya bisa membeli maksimal dua karung ukuran 5 kg dan tidak bisa membeli secara eceran.

“Padahal kebanyakan pembeli di Pasar Horas itu belanjanya eceran. Jarang ada yang beli langsung satu karung, jadi stok beras SPHP malah menumpuk,” ujarnya.

Selain GPM, penyaluran bantuan sosial (bansos) dalam bentuk beras juga disebut ikut berkontribusi menurunkan penjualan. Akibatnya, banyak pedagang mengalami penurunan omzet yang cukup signifikan dalam beberapa bulan terakhir.

Para pedagang berharap pemerintah melakukan evaluasi terhadap kebijakan distribusi beras murah, agar tidak mematikan aktivitas jual beli di Pasar tradisional yang menjadi tumpuan ekonomi masyarakat kecil. (Lutfi/hm18)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN