Proyek Mobil Listrik Nasional TMI Habiskan Rp16 Miliar, Target Produksi Massal 2028

Mobil listrik Nasional TMI (Foto: Istimewa/Mistar)
Pematangsiantar, MISTAR.ID
Industri otomotif Indonesia tengah bersiap memasuki babak baru dengan hadirnya proyek kendaraan listrik nasional yang digarap oleh Teknologi Militer Indonesia (TMI). Proyek ambisius ini disebut telah menghabiskan dana awal sekitar US$1 juta (Rp16 miliar) sebagai langkah nyata menuju kemandirian otomotif nasional sesuai visi Presiden Prabowo Subianto.
Presiden dan CEO TMI, Harsusanto, tidak mengonfirmasi secara langsung jumlah dana tersebut. Namun, ia mengakui bahwa pengembangan mobil listrik dari nol membutuhkan biaya besar, terutama untuk perangkat lunak dan teknologi pendukung lainnya.
“Ya pokoknya lumayan banyak, karena ada software yang mesti dibeli, lumayan mahal,” ujarnya saat ditemui di ajang GIIAS 2025 pekan lalu.
Pendanaan dari Perusahaan, Bukan Pemerintah
Harsusanto menegaskan bahwa pendanaan proyek ini tidak berasal dari pemerintah, melainkan dari dana internal perusahaan dan dukungan anak usaha TMI.
“Ini demi bangsa dan negara. Beberapa teman sepakat melakukan pembiayaan hingga kami bisa buktikan desain eksterior, interior, sampai clay model,” katanya.
Meski tidak mendapatkan pendanaan langsung, TMI tetap mendapatkan dukungan moral dari Presiden Prabowo.
“Beliau memberikan semangat, itu saja bagi kami sudah Alhamdulillah dan jadi motivasi untuk maju,” tambahnya.
Purwarupa i2C, SUV Listrik Asli Indonesia
Proyek ini melahirkan purwarupa mobil listrik pertama yang diberi nama i2C (Indigenous Indonesian Car), bermakna "mobil asli Indonesia".
Pengembangan diawali dengan desain sketsa, kemudian menggandeng konsultan desain kenamaan asal Italia, Italdesign, untuk mematangkan konsep. Hasilnya, TMI memperkenalkan SUV listrik 7 penumpang berbasis baterai dalam bentuk model skala 1:1 pada GIIAS 2025.
Target Produksi Massal 2028
Dalam waktu kurang dari setahun, proyek ini sudah mencapai tahap purwarupa dan ditargetkan masuk ke produksi massal paling lambat tahun 2028. TMI juga menargetkan harga jual mobil listrik ini dapat berada di bawah Rp500 juta, sehingga dapat dijangkau masyarakat luas.
Harsusanto memastikan proyek ini tidak akan mengulang kontroversi mobil nasional sebelumnya yang menuai kritik karena dugaan rebadge.
“Kami ingin ini benar-benar mobil buatan Indonesia, bukan sekadar rebranding,” tegasnya.
Proyek kendaraan listrik TMI menjadi salah satu langkah strategis dalam mewujudkan industri otomotif nasional yang mandiri, sekaligus mendukung transisi Indonesia menuju energi ramah lingkungan. (*)